Waspada Gangguan Kedaulatan, Presiden Ajak TNI dan Polri Bersatu

Waspada Gangguan Kedaulatan, Presiden Ajak TNI dan Polri Bersatu

JAKARTA- Calon perwira remaja (capaja) TNI dan Polri harus bisa menjadi yang luar biasa. Jangan hanya standar-standar saja dalam bekerja.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar para Capaja TNI dan Polri harus bekerja penuh inovatif mengikuti perkembangan zaman.Para Capaja harus bisa lebih unggul dari prajurit-prajurit negara lain.

“Para perwira TNI dan Polri masa depan harus punya mental yang kuat, bekerja cerdas penuh inovatif mengahadapi perubahan zaman,”  katanya saat memberikan pembekalan kepada 750 capaja TNI dan Polri secara virtual, Rabu (8/7).

Perkembangan di dunia militer, persenjataan semakin canggih. Teknologi persenjatan telah menerapkan kecerdasan buatan. Teknologi otomatisasi dan teknologi sensor juga telah mengarah pada penginderaan jarak jauh yang makin canggih.

“Demikian juga, sistem komputasi kuantum yang telah mengarahkan pada sistem senjata otonom serta pertahanan siber,” ungkapnya.

Untuk perwira kepolisian, lanjut Jokowi, tantangan juga tak kalah beratnya. Kejahatan kini telah menggunakan teknologi canggih. Perkembangan kejahatan siber lintas negara yang membutuhkan kemampuan lebih baik untuk antisipasi dan mitigasi.

“Oleh karena itu, saudara-saudara harus terus berlajar, baik melalui institusi maupun sendiri. Kita tidak bisa lagi berpikir dengan cara biasa-biasa saja, tidak bisa lagi dengan kemampuan yang standar-standar saja,” terangnya.

Selain itu, Jokowi juga berpesan para capaja untuk tetap konsisten terhadap ideologi negara dan tujuan-tujuan bangsa. “Para calon perwira remaja TNI Polri, saya ingatkan saudara harus konsisten terhadap ideologi negara, Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,” tegasnya.

Para capaja juga harus teguh merawat persatuan dan kesatuan. “Harus memberikan pelayanan yang terbaik kepada rakyat, kepada bangsa dan kepada negara. TNI dan Polri harus selalu bersatu dalam menghadapi setiap ancaman dan tantangan bangsa ke depan,” pintanya.

Pada kesempatan yang sama, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meminta para capaja mewaspadai gangguan kedaulatan negara. “Di tengah pandemi ini, kita juga harus senantiasa waspada terhadap berbagai kemungkinan gangguan terhadap kedaulatan negara, termasuk di Laut Natuna Utara dan di Papua,\" katanya.

Panglima juga meminta capaja menyadari betapa luas dan besarnya negara Indonesia. “Ini menjadi tanggung jawab kita sebagai garda terdepan dan benteng nusantara untuk menjaga dan menjamin keselamatannya,” katanya.

Berbagai ancaman tentunya akan datang sesuai dengan perkembangan zaman. Terutama acaman biologis, seperti Covid-19.

“Ancaman faktual ini terbukti telah memberikan dampak kerusakan terhadap tatanan dunia dan kemanusiaan. Selama vaksin dan obatnya belum ditemukan, maka kita tidak boleh lengah. Karena musuh yang kita hadapi saat ini adalah musuh yang tidak kasatmata, tidak mengenal batas negara dan menyerang siapa saja tanpa pandang bulu,” ucapnya.

Karenanya, para capaja harus mampu mengeksploitasi teknologi untuk melaksanakan tugas. “Medan perang modern saat ini tidak hanya berlangsung di gunung, gurun, lautan dan angkasa, tetapi bisa jadi berada dekat di tengah-tengah kita, bahkan dalam genggaman kita. Domain baru perang modern itu adalah siber dan internet of things, sesuatu yang sudah sangat akrab bagi kalian,\" katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: