Vaksin Corona Hasil Kerjasama dengan China Baru Bisa Diedarkan Tahun 2021
JAKARTA- Vaksin corona hasil kerjasama PT Bio Farma (Persero) dengan perusahaan farmasi Sinovac–China, baru akan diedarkan pada 2021 nanti. Hal ini disampaikan oleh Ketua Pelaksana Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir di Istana Negara, Selasa (21/7).
Untuk itu, Erick meminta masyarakat agar selalu menerapkan protokol kesehatan saat beraktifitas. “Kita ketahui bahwa vaksin baru bisa beredar awal tahun depan, jadi dari sekarang sampai awal tahun depan penting sekali disiplin yang ada di masyarakat,” kata Erick.
Menteri BUMN ini, menegaskan bahwa, saat ini belum bisa dikatakan normal, sebab jumlah kasus corona dari hari ke hari terus bertambah. Untuk itu, Erick meminta masyarakat agar selalu mengenakan masker dan cuci tangan serta hindari kerumunan.
“Jangan juga masyarakat berasumsi ketika ada suasana yang sekarang positif, apakah itu vaksin, apakah itu penyembuhan meningkat, sudah waktunya kita hidup seperti normal yang dulu, bukan itu,” ujarnya.
Erick juga memastikan bahwa BUMN farmasi, Bio Farma akan turut terlibat dalam uji klinis dan produksi vaksin tersebut. Selain itu, Bio Farma juga akan memproduksi obat untuk terapi kesembuhan pasien COVID-19.
“Vaksin ini kita pastikan akan ada tapi saya mohon masyarakat juga berdisiplin, supaya tadi kita bisa terus mengantisipasi. Biofarma juga akan memastikan memproduksi obat untuk terapi kesembuhan,” ujar dia.
Indonesia akan menguji klinis calon vaksin COVID-19 hasil kerja sama dengan perusahaan biofarmasi asal China, Sinovac Biotech Ltd. Calon vaksin tersebut telah tiba dari China pada Minggu (19/7/2020).
Calon vaksin untuk penyakit menular yang telah menimbulkan pandemi global itu telah diserahkan ke Bio Farma. Uji klinis tahap III untuk kandidat vaksin itu akan dilakukan di Bandung, Jawa Barat, dan direncanakan selesai pada Januari 2021.
Bio Farma akan bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Universitas Padjajaran, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). (dal/fin).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: