Arab Saudi Merupakan Mitra Dagang Penting Bagi Indonesia
JAKARTA– Arab Saudi merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia. Karena banyak WNI atau diaspora yang tinggal di Arab Saudi. Selain itu, ada sekitar 1.5 juta jamaah haji dan umroh Indonesia.
“Ini merupakan pangsa pasar ekspor Indonesia ke Arab Saudi,” demikian dikatakan Konjen RI di Jeddah, Eko Hartono, saat membuka “Webinar Pelatihan Kewirausahaan Ekspor Bagi Diaspora Indonesia di Arab Saudi, di Tengah Pandemi Covid-19” pada Rabu (22/7) siang.
Acara ini diselenggarakan oleh Konjen RI di Jeddah bekerjasama dengan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Eksport Indonesia (BBPPEI), Kementerian Perdagangan RI.
Lebih lanjut dikatakan Eko, bahwa tujuan dari webinar ini adalah untuk memberitahu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk menembus pasar ekspor ke Arab Saudi.
“Pemberdayaan diaspora merupakan amanah Presiden Jokowi. Karena itu, harus kita fasilitasi dengan UKM agar saling sinergi, sehingga terjadi bisnis eksport-import,” tegasnya.
Menurut Eko, komoditi paling banyak diminati Arab Saudi adalah bahan makanan dan hasil pertanian.
“Karena untuk makanan ini, lidah WNI tidak berubah. Mereka masih terbiasa makan makanan khas Indonesia. Apalagi, di Arab Saudi banyak restoran masakan khas Indonesia. Nah bahan-bahan masakannya kan masih didatangkan dari Indonesia. Inilah kesempatan emas bagi UKM di tanah air untuk mengekspor ke Arab Saudi,” ujarnya.
Untuk menjadi eksportir, terangnya, ada tiga hal yang penting diperhatikan. Pertama, soal regulasi. Kedua, soal kebiasaan berbisnis orang Arab. Ketiga, soal market share atau pangsa pasar di daerah tujuan.
“Nah, tiga hal penting itu harus diperhatikan dan dipelajari dengan baik. Agar supaya proses ekspor-impor berjalan baik dan lancar,” tegasnya di kepada 665 peserta webinar.
Sementara Kepala BB-PPEI, Noviani Vrisviantati, mengatakan bahwa webinar ini dilaksanakan untuk memberikan pelatihan dan pengetahuan terkait prosedur ekspor-impor, khususnya bagi diaspora dan pelaku eksportir di tanah air.
“Dengan pelatihan ini, diharapkan dapat mendorong UKM untuk melakukan ekspor dan menjalin kerjasama dengan diaspora untuk memetakan peluang atau pangsa pasar di Saudi Arabia,” katanya.
Di saat pandemi Covid-19, lanjut Novi, sektor ekspor-impor harus tetap jalan. “Alhamdulillah, beberapa tahun terakhir ini, ekspor non-migas ke Arab Saudi mengalami peningkatan,” ungkapnya.
Meskipun demikian, pandemi covid-19 yang mewabah ke seluruh dunia ini, sangat berdampak terhadap perdagangan global. Dikatakan Novi, beberapa dampak pandemi Covid-19 terhadap perdagangan global tersebut antara lain; pertama, terjadinya perubahan pola perdagangan global.
“Seperti suplay-demand yang terganggu, pelarangam ekspor-impor beberapa komoditas pangan dan kesehatan, dan perubahan pusat rantai pasok global,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: