Ingin tanpa Ada Kualifikasi Porda Tinju
CIREBON - Pelatih Persatuan Tinju Amatir Nasional Indonesia (Pertina) Kota Cirebon Anden Mukalay, menginginkan mekanisme baru untuk pertandingan Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jabar XII/2014. Jika porda sebelumnya (tahun 2010) ada babak kualifikasi, maka Anden ingin mengubahnya. Pelatih yang juga telah mengantarkan Boy Tanto ke tangga tinju profesional itu berharap, babak kualifikasi porda untuk cabang tinju dihilangkan. Itu artinya, puluhan peserta dari berbagai daerah langsung lolos ke babak utama. Babak kualifikasi porda dinilai Anden sebagai pemborosan materi. Menurutnya, anggaran yang harus dikeluarkan Pengcab Pertina se-Jabar untuk menghadapi porda dapat ditekan jika babak kualifikasi ditiadakan. \"Babak kualifikasi itu sebaiknya memang dihilangkan. Kalau langsung ke babak utama, pertandingan jadi lebih seru karena pesertanya banyak,\" ujarnya, kemarin (12/7). Meski tidak melalui babak kualifikasi, Anden meyakini, kualitas kompetisi tidak akan berkurang. Justru akan membuat persaingan semakin sengit, karena setiap daerah tidak akan menyimpan petinju-petinju andalannya. \"Ada beberapa daerah yang cenderung menurunkan petinju lapis kedua di babak kualifikasi dengan prisip hanya untuk lolos saja. Kalau sudah lolos di babak utama, daerah-daerah pasti mengeluarkan petinju-petinju andalannya,\" tuturnya. Anden bertekad akan mengusulkan gagasannya itu pada saat rapat koordinasi di Pengda Pertina Jabar pekan depan. \"Undangan rapat belum saya terima. Saya belum tahu kapan pelaksanaannya. Namun menurut informasi, kemungkinan besar pekan depan. Nah, saat rapat nanti, saya akan mengutarakan pendapat saya itu. Pengcab-pengcab di daerah juga diinformasikan sudah sepakat untuk menghilangkan kualifikasi,\" ulasnya. Ditanya mengenai perkembangan petinju-petinju Kota Cirebon yang tengah dipersiapkan untuk porda, Anden memastikan bahwa anak asuhnya sudah siap. Dia mengatakan, khusus untuk petinju putri, Kota Cirebon masih berada di atas daerah lain. Yang perlu dikhawatirkan adalah tuan rumah Bekasi. \"Tuan rumah pasti tidak mau kecolongan. Saya dengar mereka pasti menyiapkan anggaran besar untuk mendatangkan petinju-petinju dengan kualitas yang terbaik,\" bebernya. Anden menegaskan, atlet Kota Cirebon yang diturunkan di porda adalah murni melalui pembinaan Pertina. Anden mengakui, pihaknya memang sempat mendatangkan petinju dari luar Jawa. Zulva contohnya. Petinju putri asal Sulawesi Tengah itu didatangkan ke Cirebon awal tahun ini. \"Saat pertama datang, Zulva belum bisa apa-apa. Karena awalnya dia adalah atlet tolak peluru. Tapi kita bina dengan sungguh-sungguh, kita jamin sekolah dan keperluan sehari-harinya. Kini dia telah menjadi petinju wanita paling potensial meraih medali emas porda di kelas 60 kilogram,\" koar Anden. (ttr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: