Sampah Plastik Ancam Dunia

Sampah Plastik Ancam Dunia

JAKARTA - Seorang peneliti dari Universitas Leeds menyebutkan, bahwa sampah plastik sebanyak 1,3 miliar ton diperkirakan bakal mencemari daratan dan lautan dunia pada 2040 mendatang.

Kajian yang disusun Dr Costas Velis menilai, bahwa hasil itu sangat mengejutkan. Namun, menurutnya ada teknologi dan peluang untuk meredam gelombang pencemaran tersebut.

\"Ini adalah tinjauan komprehensif pertama terhadap gambaran yang bisa terjadi dalam 20 tahun mendatang,\" kata Dr Velis, dikutip dari BBC, Jumat (24/7).

\"Sulit menggambarkan jumlah sedemikian banyak, namun jika Anda bisa membayangkan semua plastik itu diletakkan pada permukaan datar, sampah tersebut akan menutupi 1,5 kali wilayah seluas Inggris,\" imbuhnya.

Dalam kajian yang diterbitkan jurnal ilmiah Science, Dr Velis mengatakan permodelan buatan timnya cukup pelik.

\"Permodelannya kompleks karena plastik ada di mana-mana dan berbeda di setiap bagian dunia dalam hal cara penggunaannya dan penanganannya. Namun, permodelan yang kami gunakan berupaya menyederhanakan realitas itu dan memunculkan angka,\" tuturnya.

Sampah plastik di pantai mungkin jumlahnya sangat kecil jika dibandingkan dengan keseluruhan limbah plastik yang mencemari lingkungan. Perhitungan mereka didasari pada pelacakan produksi, penggunaan, dan pembuangan plastik di seluruh dunia.

Mereka kemudian menciptakan sebuah model untuk memperkirakan skenario di masa mendatang. Skenario hal yang lazim dilakukan, didasari tren peningkatan produksi dan tiadanya perubahan signifikan pada jumlah penggunaan kembali serta daur ulang.

Dengan menyesuaikan beragam parameter itu, para peneliti dapat memproyeksikan seberapa berpengaruhnya langkah-langkah intervensi, seperti peningkatan daur ulang, mengurangi produksi, serta mengganti plastik dengan materi lain.

\"Menurut kajian kami, kalaupun semua aksi yang mungkin dilakukan, dapat memproyeksikan akan ada tambahan 710 juta ton limbah plastik yang mencemari lingkungan pada 2040,\" katanya.

Menrut Dr Velis, tidak ada solusi \'tokcer\' untuk mengatasi masalah plastik. Namun, topik yang terkadang luput namun disoroti kajian ini adalah kenyataan bahwa sekitar 2 miliar orang di bagian selatan dunia tidak punya akses pada pengolahan limbah yang layak.

\"Mereka cuma membuang semua sampah, sehingga mereka tidak ada opsi lagi selain membakar atau membuangnya,\" ujarnya.

Hal lainnya, sekitar 11 juta pemulung di negara-negara berpenghasilan rendah kerap kurang mendapat hak-hak dasar pekerja dan kondisi kerja yang aman—meskipun mereka memainkan peranan besar dalam mengurangi limbah plastik dunia.

\"Pemulung adalah pahlawan daur ulang tanpa tanda jasa. Tanpa mereka limbah plastik yang masuk dunia akuatik akan jauh lebih besar,\" ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: