BI Prediksi Deflasi Juli 0,03 Persen

BI Prediksi Deflasi Juli 0,03 Persen

JAKARTA - Mengacu pada hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) Bank Indonesia (BI) pada Minggu keempat Juli 2020, diperkirakan deflasi sebesar 0,03 persen secara bulanan (month on month/mom).

\"Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Juli 2020 secara tahun kalender sebesar 1,06 persen year to date (ytd) dan secara tahunan sebesar 1,61 persen yoy,\" ujar Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko, dalam keterangannya, Minggu (26/7).

Lanjut dia, bahwa penyumbang utama deflasi berasal dari bawang merah yang mengalami penurunan harga sebesar 0,10 persen mom, daging ayam ras yang turun 0,03 persen mom, serta bawang putih yang turun 0,03 persen mom.

\"Deflasi juga dipengaruhi adanya penurunan harga gula pasir sebesar 0,02 persen, jeruk yang turun 0,02 persen, serta cabai merah, kelapa, daging sapi, dan angkutan udara yang masing-masing turun 0,01 persen,\" katanya.

Sementara inflasi disumbang oleh kenaikan harga yakni telur ayam ras yang naik 0,05 persen, emas perhiasan yang naik tipis 0,04 persen, dan rokok kretek yang naik 0,01 persen. Kenaikan harga ini menyebabkan inflasi.

Mencermati data tersebut, bank sentral terus memperkuat dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menstabilkan pertumbukan ekonomi nasional yang berdaya tahan kuat.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juni 2020 sebesar 0,18 persen. Komoditas penyumbang inflasi bulan tersebut yakni melonjaknya harga daging ayam ras di 86 kota. Dengan demikian, inflasi secara tahunan tercatat 1,96 persen. Sementara secara tahun kalender (Januari-Juni) sebesar 1,09 persen.

Angka inflasi tersebut diperoleh berdasarkan hasil pantauan di 90 kota. Dari 90 kota, terdapat 76 kota yang mengalami inflasi. Sedangkan, 14 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kendari yakni 1,33 persen. Sementara inflasi terendah terjadi di Makassar 0,01 persen.

Sementara deflasi tertinggi terjadi di Ternate yakni 0,34 persen dan terendah di Padangsidempuan 0,02 persen. Menurut kelompok pengeluarannya, makanan, minuman, dan tembakau menjadi kelompok yang mengalami inflasi tertinggi.

Kelompok ini mencatatkan inflasi 0,47 persen serta memberi andil 0,12 persen. Pada kelompok tersebut, beberapa komoditas yang memberi andil di antaranya yakni kenaikan daging ayam ras sebesar 0,14 persen. (din/fin)

https://www.youtube.com/watch?v=YDkJ6MAdtlc

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: