Sikap Dewan Mulai Terbelah , Imbas Beda Dukungan Paslon di Pemilihan Bupati
KUNINGAN - Meski terkesan adem ayem, namun sikap anggota dewan mulai terbelah. Sikap para wakil rakyat ini ditengarai tidak bulat lagi dalam mengambil keputusan, terutama menyikapi berbagai agenda yang tengah dalam pembahasan. Ini tidak terlepas dari dukung mendukung terhadap pasangan calon (paslon) di pemilihan bupati (Pilbup). Ada dua paslon yang mendapat dukungan penuh dari partai pemilik kursi di parlemen daerah. Paslon Hj Uje Ch Suganda yang berpasangan dengan H Acep Purnama SH MH (Utama) mendapat sokongan penuh dari PDIP ditambah PAN, PPP, PBB, PDK, dan PKPI. Total paslon Utama memperoleh dukungan 27 kursi di parlemen. Kemudian paslon Drs H Momon Rochmana MM- HT Mamat Robby Suganda (Rochmat) juga diusung Golkar, Demokrat, dan PKB. Disusul kemudian PKS, dan Gerindra. Koalisi partai ini memiliki 23 kursi di DPRD Kabupaten Kuningan. Parpol peraih kursi di Pileg 2009 itu menyatakan kebulatan tekad memenangkan pasangannya di Pilbup yang rencananya dihelat 15 September mendatang. Mengacu kepada dukungan parpol terhadap para calon, memungkinkan mereka memainkan peran untuk saling menjegal dalam aneka pembahasan di gedung dewan. Apalagi jika pembahasan itu menyangkut kepentingan salah satu pasangan. Ketua DPC Gerindra, H Dede Ismail mengakui jika pihaknya terus melakukan koordinasi dengan parpol pendukung Rochmat lainnya. Koordinasi itu menyangkut keputusan yang akan diambil dalam berbagai pembahasan yang melibatkan eksekutif. “Koordinasi terus kami lakukan bersama partai lainnya pendukung Rochmat di parlemen. Sejak pasangan Satria resmi dibubarkan, kami sudah menyatakan kebulatan tekad bergabung dengan Rochmat. PKS juga sekarang sudah bergabung dengan Rochmat. Terkait sikap kami terhadap pembahasan kebijakan yang tengah dibahas di parlemen, kami akan fokus. Jika dalam pembahasan ditemukan ada keganjilan, tentu kami akan menolaknya,” tegas politisi yang kerap bersuara vokal tersebut. Politisi asal PKS, Iwan Sonjaya juga terang-terangan mendukung Rochmat. Bahkan partainya sudah melakukan memorandum of understanding atau MoU dengan paslon Rochmat. “Partai sudah menggariskan mendukung Rochmat. Dan itu akan kami jalankan. Sebagai kader partai, apapun keputusan partai, akan dipatuhi. Sekarang kami terus melakukan koordinasi lintas partai. Termasuk juga membahas agenda yang sedang dilakukan dewan bersama eksekutif,” paparnya belum lama ini. Bintik-bintik perpecahan di tubuh anggota parlemen tak lepas dari perhatian Syarifudin, pemerhati politik lokal. Arif, begitu panggilan akrabnya, mengatakan, persaingan antar parpol pendukung yang berada di parlemen daerah tak kalah seru dibandingkan kondisi di lapangan. Setiap parpol kerap melakukan manuver untuk menghadang laju pesaingnya. Itu mengindikasikan jika PDIP yang disokong sejumlah partai dan Golkar-Demokrat plus parpol pendukung lainnya akan bertarung habis-habisan di parlemen. “Sebenarnya pendukung Utama masih unggul dari jumlah kursi di dewan, jika memang agendanya menjegal kebijakan atau pembahasan terkait pemerintahan sekarang. Mereka kan memiliki 27 kursi, sedangkan pendukung Rochmat di parlemen daerah hanya 23 kursi, artinya terpaut 4 kursi. Tapi angka empat kursi ini masih labil, sebab belum tentu semuanya bulat ke Utama. Namun, partai pendukung Rochmat juga belum tentu solid. Siapa yang bisa mempengaruhi pemikiran parpol, maka dia akan memenangkan perang di gedung parlemen,” analisanya. Terkait dua pasangan independen lainnya yang juga mendaftar ke KPUD, Arif tak terlalu memperhitungkannya. “Saya melihat, H Kamdan yang berpasangan dengan Elit tidak terlalu ngoyo memenangkan Pilbup. Ada rasa trauma yang menghinggapi H Kamdan, sehingga tidak all out dalam perjuangannya. Alhasil H Kamdan seperti mati suri,” tukasnya. (ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: