Belajar dari Rumah, Program Belajar Jarak Jauh RCTV

Belajar dari Rumah, Program Belajar Jarak Jauh RCTV

Second Wind Pendidikan di Tengah Pandemi

Akibat Pandemi Covid-19, kegiatan belajar mengajar (KBM) tak memungkinkan untuk digelar tatap muka langsung. Berbagai daerah tampak kebingungan menentukan cara KBM yang cocok dalam situasi seperti ini. Tapi tidak untuk Kota Cirebon. “Langkah seribu” pun dilakukan. Akhirnya, KBM khusus SD dan SMP, bisa berlangsung. Meski tanpa tatap muka. Bagaimana caranya?

Yanto S Utomo, CEO Radar Cirebon Group

SETIAP hari, Graha Pena Radar Cirebon selalu ramai dengan guru. Bahkan markas media massa ini seolah menjadi kantor kedua bagi sebagian guru-guru SD dan SMP di Kota Cirebon. Ya, ternyata para pendidik ini memang ada KBM. Proses KBM di kantor Radar Cirebon? Apa tidak salah?

Memang tidak salah. Sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat pandemi Covid-19, Dinas Pendidikan Kota Cirebon dan Radar Cirebon Televisi (RCTV) bergandeng tangan menggelar kegiatan. “Belajar dari Rumah” itu titelnya. Kemudian kegiatan ini diteruskan ketika AKB atau Adaptasi Kebiasaan Baru. New normal ala Pemprov Jawa Barat.

Lalu sampai kapan? Entahlah sampai kapan. Mungkin sampai virus corona enyah dari muka bumi Cirebon. Atau mungkin sampai menunggu ada evaluasi dan kebijakan selanjutnya. Atau pula sampai proses KBM bisa “dipaksakan” tatap muka langsung.

KBM ala “Belajar dari Rumah” ini berlangsung di Studio 1 RCTV. Guru mengajar di depan kamera. Murid-murid menyaksikan layar televisi di rumah. Prosesnya pun disiarkan secara langsung. KBM berlangsung merata. Pagi untuk anak-anak SD kelas bawah (1, 2, dan 3). Siang untuk anak-anak SD kelas atas (4, 5 dan 6). Sore hari untuk siswa SMP.  

Menurut saya program ini luar biasa! Bahkan bisa dikatakan second wind atau angin kedua proses KBM di sekolah kita. Terutama KBM di SD dan SMP di Kota Cirebon. Bahkan, banyak juga murid di Kabupaten Cirebon, Indramayu, dan Brebes Jateng, menyaksikan kelincahan mengajar guru-guru Kota Cirebon di depan kamera.

Mengapa “Belajar dari Rumah” sebagai second wind? Semua tahu. Semua aspek kehidupan terdampak akibat pandemi Covid-19. Tak terkecuali dunia pendidikan. Proses KBM tidak boleh tatap muka langsung. Sementara sekolah sepakat tetap jalan. Belajar harus tetap jalan. Ujian harus digelar. Pendaftaran siswa baru pun tak boleh ditunda. Intinya proses pendidikan harus terus berlangsung. Itu yang digariskan Kementerian Pendidikan.

Berbagai macam cara ditempuh. Tapi virus menakutkan ini tak kunjung mereda. Ya, sebagian besar menempuh belajar daring (dalam jaringan) atau online. Ujian dan pendaftaran siswa baru pun online. Semua menghindari tatap muka langsung. Sesuai protokol kesehatan Covid- 19.

Persoalan pun muncul akibat semua online. Banyak sekali. Tapi yang paling menonjol adalah biaya dan ketersediaan medianya. Banyak siswa dan orang tua mereka yang tidak memiliki handphone (HP) berkamera atau android. Yang punya HP keberatan membeli kuota data. Untuk belajar online memang membutuhkan kuota. Ada juga yang menilai online terlalu ribet dan kurang efektif. Tidak efektif dan efisien. Intinya, kita glagapan atau kebingungan dengan cara KBM online model kuota ini.

Sehari sebelum PSBB pertama diberlakukan di Kota Cirebon, manajemen Radar Cirebon Group menggelar rapat. Membahas agenda dan langkah-langkah akibat  terburuk PSBB. Banyak keputusan diambil. Salah satunya membuat program untuk KBM. Awalnya namanya “Belajar di Rumah”. Kemudian diganti menjadi “Belajar dari Rumah”.

Mulanya, program ini dimuat di Radar Cirebon koran, radarcirebon.com (online), dan disiarkan langsung oleh RCTV.  Program pun set set wet digelar. Hari pertama PSBB langsung tancap gas. Mulanya mengandeng lembaga bimbingan belajar yang mengisi. Isinya pembahasan soal.

Setelah itu Dinas Pendidikan Kota Cirebon pun menyambut baik. Secepat kilat menyiapkan tenaga pengajarnya. Walau tidak ada latihan terlebih dahulu bagaimana cara KBM di depan kamera TV. Tahap pertama selesai hingga tutup tahun ajaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: