HUT Ke-21 SMAN 1 Gegesik Kabupaten Cirebon Meriah

HUT Ke-21 SMAN 1 Gegesik Kabupaten Cirebon Meriah

EKSIS: Kepala SMAN 1 Gegesik Drs H Sanusi (baju putih), foto bersama perwakilan pelaksana proyek pada panen raya menyambut HUT ke-21 SMAN 1 Gegesik, Rabu (5/10).-SMAN 1 GEGESIK FOR RADAR CIREBON -

CIREBON – Hari ulang tahun (HUT) ke-21 SMAN 1 Gegesik, Kabupaten Cirebon, berbeda dengan sebelumnya. Untuk tahun 2022, lebih meriah, melibatkan semua sivitas akademik sekolah yang punya sebutan Smangges tersebut.

Perayaan HUT ke-21 SMAN 1 Gegesik, dilakukan dengan berbagai kegiatan. Banyak sekali kegiatannya. Selama tiga hari berturut-turut. Puncaknya adalah pada hari Rabu (5/10). Tema yang diangkat pada HUT ke-21 kali ini adalah Manifestasi Jiwa Pelajar Pancasila.

BACA JUGA:Mika Prorina, Pesilat Laskar Macan Ali Siap Berlaga di Garut, Targetkan Juara

Rangkatain kegiatan HUT ke-21 SMAN 1 Gegesik, yakni, di hari pertama (3/10) ada potong tumpeng dan doa bersama. Kemudian tak kalah penting adalah kampanye anti bullying. Para siswa-siswi mendapatkan sosialisasi bahaya bullying serta dampaknya dari narasumber. Narasumber tersebut adalah Irma Rosidiyanti SPsi, seorang psikolog dari Lapas Narkoba Gintung, Kabupaten Cirebon. Kegiatan dilanjutkan dengan senam bersama, sejumlah lomba, dan operasi semut.

Di hari kedua (4/10), ada fashion show, lomba MHQ, lomba karya tulis ilmiah (essay), sejumlah perform dari para siswa-siswi, serta diakhiri dengan operasi semut.

Di hari terakhir kemarin (5/10), digelar panen karya. Ini sekaligus sebagai implementasi pembelajaran Kurikulum Merdeka Berbasis Proyek, yang ada di kelas X tingkat SMA. Panen karya menjadi ajang yang paling ditunggu. Sebab, melibatkan siswa-siswi kelas X, dengan membuat karya dalam bentuk produk. Kemudian, selain siswa-siswi kelas X menjadi konsumennya. Modal juga dari siswa-siswi kelas X.

BACA JUGA:Tukang Becak di Gegesik Cirebon Jadi Korban Tabrak Lari, Ditemukan Meninggal Dunia, Ada Pecahan Body Motor

Menurut Kepala SMAN 1 Gegesik Drs H Sanusi, hal yang sangat membedakan sistem pembelajaran Kurikulum Merdeka dengan yang sebelumnya, yakni terkait sistem pembelajaran berbasis proyek. Jadi, setelah guru menjelaskan, anak-anak akan mendapat proyek yang harus diselesaikan. "Salah satu karakteristik Kurikulum Merdeka adalah menerapkan pembelajaran berbasis proyek untuk mendukung pengembangan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Dalam Kurikulum Merdeka, sekolah diberikan keleluasaan dan kemerdekaan untuk memberikan proyek-proyek pembelajaran yang relevan dan dekat dengan lingkungan sekolah," jelasnya.

Sistem pembelajaran ini dianggap penting guna mengembangkan karakter siswa. Sebab, mereka akan diberi kesempatan untuk memulai pengalaman (experiential learning). “Mereka mengalami sendiri bagaimana bertoleransi, bekerja sama, saling menjaga, dan lain-lain, juga mengintegrasikan kompetensi esensial dari berbagai disiplin ilmu,” ucap Sanusi.

Di hari terakhir kemarin, digelar juga penampilan dari para siswa-siswi SMAN 1 Gegesik. Lalu ada hiburan, serta doorprize, dan diakhiri dengan operasi semut. (mid/adv)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: