Cerita Mistis Gedung Negara Cirebon, Noni Belanda hingga Suara Anak Kecil Bermain Air
Cerita mistis di Gedung Negara Cirebon. -Ist-radarcirebon.com
Radarcirebon.com, CIREBON - Gedung Negara Cirebon sejak dulu terkenal dengan cerita mistis dari mereka yang pernah tinggal di rumah dinas ataupun bekerja di sana.
Cerita mistis di Gedung Negara Cirebon tersebut menyebar dari mulut ke mulut. Mulai dari yang mengalami secara langsung, atau mendengar dari orang lain.
Salah satu cerita mistis di Gedung Negara Cirebon adalah penampakan dari Noni Belanda di area belakang dan dalam. Juga di sekitar beranda yang berada di bagian depan bangunan.
Gedung cagar budaya tersebut tidak pernah lepas dari kisah horor, karena jarang ditempati. Apalagi setelah Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (BKPP) dibubarkan.
BACA JUGA:Dramatis! Petugas Damkar Amankan Seekor Ular Berbisa di SMAN 1 Kota Cirebon
BACA JUGA:Misteri Penunggu Hotel Beringin Cirebon, Tutup sejak 1990-an, Tapi Ada Modem Wifi
Sehingga tidak pernah ada lagi rapat yang dilaksanakan di aula yang ada di bagian belakang gedung. Begitu pun ruang tamu yang lokasinya berada di bangunan utama.
Bahkan sebelum BKPP dibubarkan dan tidak ada lagi aktivitas kedinasan, cerita mistis sudah akrab dengan Gedung Negara Cirebon. Salah satu yang paling tersohor adalah penampakan wanita Belanda.
Menurut para saksi mata yang pernah mengalami kejadian itu, wanita cantik tersebut berpakaian seperti gaun dan rambutnya panjang terurai.
Meski tidak memberikan gangguan, tetapi tetap saja membuat merinding mereka yang mengaku pernah berjumpa atau mendengar cerita tersebut.
BACA JUGA:Tabur Bunga di TMP Kesenden, Wali Kota Cirebon: Semangat Rela Berkorban Harus Dicontoh
BACA JUGA:Misteri Penginapan Beringin Cirebon, Kalender Terakhir 2019, Pasangan Aborsi hingga Meninggal
Salah satu kisahnya juga ditulis di Watpad. Yakni tentang kesaksian orang yang pernah tinggal di area gedung tersebut. Dulunya, memang ada bangunan tempat tinggal atau semacam rumah dinas untuk pegawai yang bekerja di Bakorwil atau sebelum berganti nama menjadi BKPP.
Selain penampakan wanita Belanda, juga sering dijumpai kejadian anak-anak yang bermain di halaman gedung. Namun ketika dilihat, pekarangan sepi tanpa ada siapapun.
Juga ada sosok yang menimbulkan suara seperti sedang bermain air. Lagi-lagi ketika ditengok, juga tidak ada siapapun di area tersebut.
Kisah-kisah tersebut begitu kesohor dan kerap diceritakan dari mulut ke mulut di kalangan masyarakat sampai dengan sekarang ini. Meski sudah tidak banyak aktivitas di area Gedung Negara.
BACA JUGA:Sulastri Irwan Anak Petani Dapat Lampu Hijau dari Mabes Polri untuk Jadi Polwan
BACA JUGA:Pohon Tumbang di Cadas Pangeran, Jalan Bandung-Sumedang Tertutup
Saat ini, pemanfaatan Gedung Negara lebih banyak untuk aktivitas wisata juga pemotretan. Banyak warga berdatangan untuk menyaksikan dan berinteraksi dengan rusa yang dipelihara di halaman gedung.
Di bagian belakang juga ada Gedung Creative Center yang kerap dimanfaatkan untuk berbagai acara seperti pameran, pertunjukan dan lainnya.
Sejarah Gedung Negara Cirebon
Melansir situs resmi Kemendikbud, Gedung Karesidenan Cirebon dibangun pada tahun 1865 ketika Karesidenan Cirebon dipimpin oleh Albert Wilhelm Kinder De Camurecq.
Pada waktu itu gedung ini berfungsi sebagai Rumah Dinas Residen, sementara kantor residen sendiri berada di Lemahwungkuk yang dibangun pada tahun 1841.
BACA JUGA:Inilah 5 Rekomendasi Makanan yang Bisa Dinikmati Saat Musim Hujan
BACA JUGA:Sempat Tersendat Akibat Longsor di Cadas Pangeran, Lalu Lintas Bandung-Sumedang Kembali Lancar
Pembangunan gedung kantor dan rumah dinas ini nampaknya merupakan dampak kebakaran Benteng De Beschertmingh yang terjadi pada tahun 1835, yang kemudian diikuti dengan pemindahan kantor dan pemukiman orang-orang Eropa keluar kawasan pelabuhan.
Jika mengacu pada masa pembentukan Karesidenan Cirebon tahun 1808, pembangunan kedua gedung itu memang cukup lambat. Hal itu mungkin karena mereka merasa lebih aman berada dalam Benteng De Beschertmingh yang didirikan pada tahun 1686 di kawasan pelabuhan.
Bagi Belanda, benteng ini bukan hanya dijadikan pusat kekuasaan politik dan militer, tetapi juga sebagai pusat ekonomi untuk mengumpulkan komoditi serta kegiatan perdagangan ekspor-impor.
Selain itu, karena kondisi sanitasi Cirebon pada masa itu masih buruk, rawa dan genangan air tersebar dimana-mana, maka Residen Cirebon, sekretaris dan pegawai lainnya, perwira dan prajurit Belanda lebih nyaman tinggal di dalam benteng.
BACA JUGA:Waspada! Menkes Memprediksi, Desember Mendatang Terjadi Lonjakan Penyebaran Omicron XBB
Melihat kisah itu, Gedung Negara Cirebon adalah saksi bisu banyak peristiwa yang terjadi dan tentunya sangat bersejarah meski tidak luput dari beragam cerita mistis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: