Pengemis Makam Gunung Jati Cirebon Mayoritas Warga Luar Desa
Rapat kerja Komisi I DPRD Kabupaten Cirebon bersama sekretaris daerah, dan dinas terkait mulai fokus untuk menertibkan pengemis di Makam Sunan Gunung Jati, kemarin.-Samsul Huda-Radar Cirebon
CIREBON, RADARCIREBON.COM - Pengemis yang 'beroperasi' di Kompleks Makam Sunan Gunung Jati Cirebon, mayoritas dari luar desa.
Sementara 30 persen pengemis Makam Sunan Gunung Jati Cirebon, merupakan warga Desa Astana yang menggantungkan hidupnya dari aktivitas terebut.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata Disbudpar Kabupaten Cirebon, Syafrudin Aryono MSi.
Pria yang akrap disapa Ari ini mengatakan, tidak sedikit warga Desa Astana yang merupakan tempat situs tersebut berada, berprofesi sebagai pengemis.
BACA JUGA:Pengemis di Makam Sunan Gunungjati Cirebon Bakal Ditertibkan
Berdasarkan data dari Kabid Pariwisata Disbudpar Cirebon, sekitar 30% warga desa itu menggantungkan hidup dari aktivitas mengemis.
"Kami akan melibatkan Dinas Sosial untuk memverifikasi data. Apakah mereka sudah masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) atau belum," jelas pria yang akrab disapa Ari itu.
Ari juga menyebutkan, pihaknya tengah menyiapkan satu perda induk tentang kepariwisataan yang akan diturunkan dalam sejumlah Peraturan Bupati (Perbup).
Regulasi ini mencakup infrastruktur, investasi pariwisata, pengembangan desa wisata, hingga pemberdayaan kelompok sadar wisata.
BACA JUGA:Duh, Desa Cimenga Kuningan Masuk Kategori Kerentanan Pangan, Bagaimana Respons Pemerintah?
Dengan pembentukan tim adhoc dan penguatan regulasi, DPRD bersama Pemerintah Kabupaten Cirebon berharap persoalan pengemis yang mengganggu kenyamanan wisatawan dan peziarah, bisa segera teratasi.
Selain itu, langkah ini juga menjadi fondasi awal penataan kawasan Makam Sunan Gunung Jati menuju destinasi wisata religi berkelas internasional.
"Kalau mau ditata, semua harus punya peran. Perda pariwisata sudah kami siapkan, tinggal kita kuatkan di pelaksanaannya," tambah Ari.
Dalam waktu dekat, akan digelar Focus Group Discussion (FGD) lanjutan yang fokus membahas pembentukan tim adhoc.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


