FK UGJ Launching Komite Perilaku Profesional FK UGJ
Fakuktas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati (FK UGJ) Sabtu (21/6) menggelar simposium etika kedokteran masa kini. Tidak hanya itu, pada kesempatan yang sama, FK UGJ melakukan launching Komite Perilaku Profesional FK UGJ. -Abdullah-radarcirebon.com
CIREBON, RADARCIREBON.COM - Dalam rangka menjawab tantangan zaman dengan integritas, Fakuktas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati (FK UGJ) Sabtu (21/6) menggelar simposium etika kedokteran masa kini. Tidak hanya itu, pada kesempatan yang sama, FK UGJ melakukan launching Komite Perilaku Profesional FK UGJ.
Hadir langsung Ketua Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati (YPSGJ) Prof Dr Mukarto Siswoyo MSi, Ketua IDI Jabar dr M Luthfi SpPD, Rektor UGJ Prof Dr Ir Achmad Faqih SP MM serta pembicara simposium.
Dekan FK UGJ, Dr dr Catur Setya Sulistiana MMed Ed mengatakan, simposium etika dokter masa kini menjawab tantangan zaman dengan integritas digelar dalam rangka membahas sesuatu yang esensial yang terkadang terlupakan yaitu etika kedokteran.
Kegiatan ini, kata Catur, sebagai rangkaian Dies Natalis FK UGJ ke-17, selain simposium juga menggelar konferensi internasional yang akan diselenggarakan 20 September 2025, fun run dan syukuran FK UGJ.
BACA JUGA:Terlibat Prostitusi Online Anak Dibawah Umur, Warga Kabupaten Cirebon Ditangkap Polisi
“Semoga bisa bermanfaat bagi masyarakat dan regional dan Internasional,” ujar Catur.
FK UGJ hari ini, kata Catur melakukan peluncuran Komite Perilaku Profesional FK UGJ, tujuannya agar pendidikan di FK UGj sesuai nilai luhur , menumbuhkan budaya akademik, menciptakan lingkungan belajar yang aman. Melalui peran strategis FK UGJ ingin mencetak mahasiswa yang berkualitas, berkarakter, beretika ditengah masyarakat.
Bagi Catur, Etika adalah pondasi utama seorang dokter terhadap pasien. Menempatkan keselamatan pasien, tidak tunduk kepentingan finansial ketika ditanamkan etika profesi dokter. Karena profesi dokter itu profesi moral dan memiliki tanggung jawab. Etika kedokteran mengajarkan kita tidak hanya menyembuhkan tapi menjaga moral seorang dokter.
“Pendidikan kedokteran tidak Hanya mencetak dokter yang cerdas, tapi menjadi dokter yang berhati mulia,” tandasnya.
BACA JUGA:Ladang Bisnis dari Si Cantik Bunga Rosela
Rektor UGJ, Prof Dr Ir Achmad Faqih SP MM mengapresiasi simposium etika dokter masa kini. Kemajuan teknologi, profesi dokter memiliki tantangan, integritas sangat penting dalam menjaga kepercayaan masyarakat. Ini momen tepat kita semua para dokter memperkuat komitmen etika profesi dokter.
“Pemaparan pakar dapat memberikan Wawasan dan inspirasi etika dokter dimasa kini,” kata Faqih.
Rektor berpesan kepada Dokter senantiasa mengutamakan kepentingan keselamatan pasien, tindakan medis harus didasari kepedulian, menghormati hak pasien dan menjaga pasien. Selain itu Dokter harus bisa menjaga standar tinggi etika kedokteran dan menghormati martabat manusia.
Menurut rektor, Banyak contoh kasus terjadi pelanggaran seksual dokter, pelanggaran ini rumah sakit sampai memberhentikan dokter tersebut. Kemudian Kasus mal praktik juga terjadi oleh dokter, penyalahgunaan kewenangan PPDS. Maka dari itu Pihaknya mengajak melalui simposium ini bisa menjadi sarana pembentukan karakter dokter.
BACA JUGA:Gebyar Idemitsu BLU CRU Yamaha Sunday Race di Sirkuit Mandalika, Makin Jadi Magnet Passion Balap
Ketua YPSGJ, Prof Dr Mukarto Siswoyo MSi mengatakan, simposium ini adalah acara yang strategis dan penting terkait etika dokter masa kini.
Simposium, kata Mukarto, bukan hanya strategi secara akademik, akan tetapi sangat relevan dengan profesi dokter masa depan. Apalagi Profesi dokter paling mulia karena berkaitan dengan keselamatan manusia. Namun disisi lain profesi ini rentan godaan dan konflik kepentingan Dalam tataran kesehatan ekonomi budaya.
“Simposium ini tidak hanya menyampaikan kalimat yang diucapkan, tapi etika dan integritas adalah pondasi utama dalam praktik kedokteran, makanya tidak hanya cakap secara medis, tapi harus menjunjung tinggi harkat dan martabat pasien,” tandasnya.
Mukarto menegaskan Perkembangan teknologi mengubah lanskap pelayanan dokter. Pentingnya forum akademik seperti ini menjadi ruang refleksi dan aktualisasi profesi luhur dokter.
BACA JUGA:Lansia di Indramayu 'Diurus' Pemerintah, Diberi Jatah Makan Sehari 2 Kali
Mukarto berharap Semoga simposium ini tidak hanya menjadi wacana tapi memantik kebijakan pendidikan kedokteran.
Ketua IDI Provinsi Jawa Barat, dr M Luthfi SpPD mengatakan, berbicara etika saat ini lebih menonjol dibandingkan kompetensi.
Menurut Luthfi, Kejadian kejadian di profesi kita pasti lebih kepada etika. Dokter bekerja tidak semata mata disiplin ilmu, tapi ada faktor lain seperti pembiayaan pendidikan kesehatan, satu sisi optimal pelayanan pasien tapi sisi lain pembiayaan pendidikan.
Untuk itu, Simposium ini menjadi refleksi bersama dan mengapresiasi simposium etika dokter, pungkasnya. (abd)
BACA JUGA:Kemensos Coret 1,8 Juta Penerima Bansos, Kuningan Kena Imbas
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


