Fakta Terbaru! Jumlah Nelayan di Kota Cirebon Terus Menurun, Ternyata Inilah Penyebabnya
Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan, Kota Cirebon, Yudi Lukmana Hakim.-Dedi Haryadi-radarcirebon.com
CIREBON, RADARCIREBON.COM - Jumlah nelayan tradisional di wilayah pesisir Kota Cirebon terus mengalami penurunan.
Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Cirebon, Yudi Lukmana Hakim mengungkapkan, menurunnya jumlah nelayan ini disebabkan karena berkurangnya nelayan senior karena usia, sementara regenerasi dari kalangan muda berjalan sangat lambat.
“Data nelayan itu cenderung menurun. Yang tua-tua sudah berkurang, tapi yang muda tidak banyak yang mau menggantikan,” ungkapnya, Rabu 25 Juni 2025.
Yudi menilai, profesi nelayan kini kurang diminati oleh generasi muda yang justru lebih memilih jalur pendidikan dan karier lain di luar sektor kelautan.
BACA JUGA:Pemkot Cirebon Siap Berikan Sanksi Kepada Warga yang Buang Sampah Sembarangan
BACA JUGA:Ditangkap Satresnarkoba Polresta Cirebon, Begini Pengakuan Tersangka Pengedar Narkoba
BACA JUGA:Rail Clinic Beri Layanan Kesehatan dan Pengobatan Gratis di Stasiun Arjawinangun
“Anak-anak nelayan sekarang sudah pintar-pintar, banyak yang jadi pegawai atau pengusaha. Karena makan ikan, mereka sehat dan cerdas, akhirnya tidak tertarik jadi nelayan,” ucapnya.
Menurut Yudi, profesi nelayan sebenarnya bisa sangat menjanjikan jika dikelola secara profesional.
"Namun demikian, penting juga untuk mendorong praktik penangkapan ikan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.”
“Kita tidak bisa terus eksploitasi laut. Harus ada keseimbangan antara penghasilan dan pelestarian ekosistem,” ujarnya.
BACA JUGA:Crab 1818 Pastikan Menu Makanan yang Disediakan Tidak Mengandung Unsur Non Halal
BACA JUGA:Jaga Ekosistem Sungai dan Laut di Jawa Barat, KDM Libatkan TNI AL
BACA JUGA:Banyak Gadai Swasta di Cirebon Ilegal, Simak Ciri-ciri Gadai Swasta Legal dan Ilegal
Yudi mencontohkan wilayah Kampung Cangkol dan Kampung Samadikun, di mana para nelayan mulai menggunakan alat tangkap ramah lingkungan seperti rumpon dan jaring berukuran standar.
“Kalau pakai jaring, jangan pakai waring. Itu tidak ada celahnya, ikan kecil semua terbawa. Kalau benih habis, bagaimana mau ada ikan besar?” tuturnya.
Dijelaskan Yudi, berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Cirebon, saat ini jumlah nelayan tradisional hanya sekitar 430 orang, sementara jumlah Anak Buah Kapal (ABK) di wilayah tersebut mencapai hampir 4.000 orang.
"Meskipun ABK juga termasuk dalam kategori nelayan, pentingnya memperbaiki sistem pendataan, terutama yang berkaitan dengan usia, status pekerjaan, dan tingkat pendidikan.”
BACA JUGA:Pria Tanpa Identitas Tertabrak Kereta Api, Ini Ciri-ciri Korban
BACA JUGA:28 Tersangka Kasus Narkoba Diringkus Polresta Cirebon Periode Mei 2025
“Datanya yang nelayan tradisional itu sekitar 430 orang dan terus mengalami penurunan. Ke depannya, kita akan memilah data lebih rinci berdasarkan usia, pekerjaan, dan pendidikan.”
“Sedikit demi sedikit akan kami benahi agar nantinya data menjadi lebih lengkap dan akurat, karena pendidikan nelayan juga menjadi perhatian utama,” pungkasnya. (rdh)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


