Sambut Milad ke-23, BSMI Gelar Seminar Kesehatan Mental Remaja
Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Cabang Cirebon bekerja sama dengan Attaqwa Center dan Klinik Sahabat Sehat menggelar Seminar Kesehatan Mental Remaja, Minggu (6/7/2025), -Abdullah-radarcirebon.com
CIREBON, RADARCIREBON.COM - Menyambut Milad ke-23, Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Cabang Cirebon bekerja sama dengan Attaqwa Center dan Klinik Sahabat Sehat menggelar Seminar Kesehatan Mental Remaja, Minggu (6/7/2025).
Kegiatan ini berlangsung di Ruang Madya Attaqwa Center dan dihadiri ratusan peserta, khususnya dari kalangan pelajar dan orang tua.
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini, Ries Ambarsari SPsi MPd seorang pengamat pendidikan remaja, serta Dr Ahmad Yani MAg akademisi dari UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon.
Dalam pemaparannya, Ries Ambarsari mengungkapkan bahwa dari sekitar 15,5 juta remaja di Indonesia, sebagian besar mengalami permasalahan mental seperti depresi, kecemasan, stres, hingga gangguan perilaku.
BACA JUGA:Pemprov Jateng Salurkan Anggaran Rp479 Juta untuk Para Penghafal Al Quran
“Saya menjadi guru Bimbingan Konseling (BK) sejak 2004, dan perbedaan antara generasi dulu dan sekarang sangat signifikan. Setiap generasi memiliki karakteristik yang berbeda. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membangun ketahanan mental remaja," ujar Ries.
Ia menekankan pentingnya membangun sistem dukungan (support system) di sekitar remaja, mulai dari keluarga, lingkungan sosial, hingga aspek spiritual.
“Remaja perlu punya ‘jangkar’ agar tidak mudah goyah. Salah satu yang penting adalah spiritualitas. Jangan sampai anak-anak memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri,” tambahnya.
Ries juga menyoroti dampak kecanduan game online dan kurangnya perhatian dari orang tua sebagai pemicu gangguan mental remaja.
BACA JUGA:Total 2 Emas, Atlet Wushu Indonesia Bersinar di Piala Asia 2025
“Banyak anak menjadi kecanduan game online karena tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari keluarga. Di sekolah, sebaiknya ada kebijakan penyitaan ponsel selama jam belajar. Sementara di rumah, orang tua perlu lebih peduli dan meluangkan waktu bersama anak,” tegasnya.
Sementara itu, Dr Ahmad Yani menjelaskan bahwa dalam perspektif Islam, tanda balig seseorang ditandai dengan haid pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki.
Namun, kedewasaan secara psikis bisa berbeda-beda, tergantung kondisi lingkungan dan tantangan hidup yang dihadapi.
“Remaja berada dalam masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Di fase ini, mereka rentan mengalami krisis identitas. Banyak juga yang mengalami gangguan keharmonisan dalam keluarga, kecanduan pornografi, hingga kehilangan figur orang tua sebagai panutan,” papar Yani.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


