Kisah Sukses Produsen Layang-layang di Cirebon: Berawal Sayang ke Anak, Berkembang jadi Bisnis
A-Alif salah satu produsen layangan di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon terkenal hingga luar Cirebon.-Dedi Haryadi-radarcirebon.com
CIREBON, RADARCIREBON.COM – Musim kemarau yang disertai angin kencang rupanya membawa berkah tersendiri bagi para produsen layang-layang di Kota Cirebon.
Di tengah teriknya cuaca dan minimnya curah hujan, permintaan layang-layang justru melonjak tajam.
Banyak anak-anak dan remaja memanfaatkan musim ini untuk bermain layang-layang ditempat terbuka.
A-Alif salah satu produsen layang-layang di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon mengaku sejak awal musim kemarau produksinya meningkat tajam.
BACA JUGA:Gerak Cepat Dinsos Kabupaten Cirebon Bantu Mutmainnah Diapresiasi Warga Japura Kidul
BACA JUGA:Kalah 1-0 dari Vietnam, Timnas Indonesia Harus Puas jadi Runner-up Piala AFF U-23 2025
BACA JUGA:Lewat Gol Nguyen Cong Phuong, Vietnam Ungguli Indonesia 1-0 Babak I di Final Piala AFF U-23 2025
Bahkan, mereka kewalahan memenuhi pesanan, karena tingginya permintaan hingga stok pun layangan maupun benang gelasan habis terjual.
Yusuf (56) owner A-Alif mengatakan, usahanya ini berawal dari rasa sayang seorang ayah kepada anaknya.
Tak hanya ingin sekadar membelikan layang-layang, tapi justru menjadi pembuat dan akhirnya membuka jalan rezeki. Produk layang-layang merek A-Alif laris manis hingga terjual ribuan potong per hari.
"Anak saya namanya Alif saat itu masih duduk di bangku kelas 1 SD pada awal tahun 2000-an, dan gemar bermain layangan.”
“Daripada anak saya beli, saya coba tuh bikin sendiri, kebetulan saya bisa bikin di rumah agar Alif tak perlu terus-menerus membeli di warung.”
BACA JUGA:Tanggul Sungai Cipager yang Jebol Sampai Sekarang Belum Diperbaiki, Kuwu Panembahan Plered Resah
BACA JUGA:Diduga Menyerang Medsos Aktivis DEEP Pasca Mengkritik Kebijakan KDM, Begini Respon Diskominfo Jabar
“Saya iseng-iseng menitip layangan buatan saya di beberapa warung. Tapi nggak disangka malah layangan buatan saya itu laku banget. Waktu itu harga masih Rp300," katanya saat ditemui radarcirebon.com dirumahnya, Selasa 29 Juli 2025.
Yusuf mengungkapkan dari situlah dirinya membuka usaha jualan layangan dan perlengkapannya di rumah.
"Saya bikin layangan ini sendirian dan secara manual tanpa mesin. Produksi nggak banyak, sehari paling 25 layangan saya buat.”
“Harganya mulai Rp1.500 sampai Rp 2.500 per layangan, tergantung jenis kertas dan kualitasnya. Kertas paling bagus itu merek Duslak.”
BACA JUGA:Kuningan Diguncang Kasus Dugaan Asusila Oknum Guru Terhadap Muridnya, Begini Respon KCD X Jabar
BACA JUGA:Lewat Program TJSL, PT KAI Daop 3 Cirebon Salurkan Bantuan untuk Perpenka
“Satu hari bisa terjual hingga 5000 layangan, baik eceran maupun grosir. Nggak cuma jual layang-layang, saya juga jual benangnya, alat-alat main layangan semua ada," sebutnya.
Menurutnya, tren bermain layang-layang tak pernah padam, setiap tahun dan dari generasi ke generasi berikutnya, layang-layang selalu menjadi mainan utama saat musim kemarau, baik di kota maupun desa.
"Kalau anak-anak bosan mainan yang lain, baliknya pasti ke layang-layang. Sekarang juga sudah banyak komunitasnya. Jadi bukan cuma anak kecil, remaja dan orang dewasa juga ikut main layang-layang," tuturnya.
Masih kata Yusuf, pembeli yang datang ke toko sekaligus ke rumah produksi bukan hanya dari Cirebon, tapi se-Ciayumajakuning dan daerah lainnya.
"Bukan cuma dari Cirebon saja yang beli atau pesan layangan ke saya, dari Indramayu, Kuningan, Majalengka, Subang, Sumedang dan Jawa Tengah. Bahkan dari Jakarta juga beli atau pesan layangannya ke saya," ucapnya. (rdh)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: reportase


