Ok
Daya Motor

Melebur dalam Perbedaan: Adaptasi Mahasiswa Katolik Timor Leste di Poltek SCI Cirebon

Melebur dalam Perbedaan: Adaptasi Mahasiswa Katolik Timor Leste di Poltek SCI Cirebon

Melebur dalam Perbedaan: Adaptasi Mahasiswa Katolik Timor Leste di Poltek SCI Cirebon-Aquelino da Costa Tilman -radarcirebon

RADARCIREBON.COM - Keberagaman merupakan realitas yang tidak terpisahkan dari kehidupan akademik di Indonesia, khususnya di lingkungan perguruan tinggi yang membuka ruang bagi mahasiswa dari berbagai latar belakang budaya, bangsa, dan agama.

Politeknik Siber Cerdika Internasional (Poltek SCI) Cirebon menjadi salah satu institusi pendidikan yang merepresentasikan kondisi tersebut. Di tengah keberagaman mahasiswa lokal, kehadiran mahasiswa asing asal Timor Leste, seperti Aquelino da Costa Tilman, menghadirkan dinamika sosial dan akademik yang menarik untuk dikaji, terutama terkait proses adaptasi dalam lingkungan multikultural.

Aquelino da Costa Tilman merupakan mahasiswa Katolik asal Timor Leste yang sedang menempuh pendidikan di Poltek SCI Cirebon. Sebagai mahasiswa asing, ia membawa latar belakang budaya, bahasa, dan kebiasaan sosial yang berbeda dengan mayoritas mahasiswa lokal.

Perbedaan ini menjadi tantangan awal dalam proses adaptasi, baik dalam konteks akademik maupun kehidupan sosial sehari-hari. Namun, perbedaan tersebut tidak serta-merta menjadi hambatan, melainkan menjadi bagian dari proses pembelajaran dan pendewasaan diri di lingkungan kampus.

BACA JUGA:Bahlil Golkar, Demokrasi dan Alien

Dalam aspek akademik, Aquelino harus menyesuaikan diri dengan sistem pembelajaran vokasi yang diterapkan di Poltek SCI. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar perkuliahan menuntut kemampuan komunikasi yang baik, terutama dalam memahami materi, berdiskusi di kelas, serta menyusun tugas akademik.

Pada tahap awal, perbedaan istilah dan gaya komunikasi akademik menjadi tantangan tersendiri. Namun, melalui interaksi yang intens dengan dosen dan teman sekelas, Aquelino secara bertahap mampu beradaptasi dan mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Selain akademik, adaptasi sosial juga menjadi bagian penting dalam pengalaman Aquelino da Costa Tilman sebagai mahasiswa asing. Lingkungan sosial di Poltek SCI yang heterogen menuntut sikap terbuka, toleran, dan saling menghargai. Interaksi dengan mahasiswa dari berbagai latar belakang budaya dan agama memberikan pengalaman sosial yang berharga.

Perbedaan identitas tidak menjadi penghalang dalam membangun relasi pertemanan, karena mahasiswa cenderung menjalin hubungan berdasarkan solidaritas, kerja sama akademik, dan aktivitas kampus bersama.

BACA JUGA:Kuningan Terima Bantuan Alsintan dari Kementerian Pertanian: Siap Dongkrak Produksi

Sebagai mahasiswa Katolik di lingkungan kampus yang mayoritas memiliki latar agama berbeda, Aquelino juga dihadapkan pada proses adaptasi spiritual. Menjaga identitas keimanan sekaligus menghormati keyakinan orang lain menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Praktik toleransi diwujudkan melalui sikap saling menghormati, baik dalam aktivitas ibadah maupun dalam kehidupan sosial. Lingkungan kampus Poltek SCI yang relatif terbuka memungkinkan mahasiswa menjalankan keyakinannya tanpa tekanan atau diskriminasi.

Pengalaman Aquelino menunjukkan bahwa adaptasi tidak hanya bergantung pada individu, tetapi juga pada dukungan lingkungan. Peran dosen, staf akademik, dan teman-teman mahasiswa sangat berpengaruh dalam menciptakan suasana kampus yang inklusif.

Sikap ramah, keterbukaan terhadap perbedaan, serta komunikasi yang baik membantu mahasiswa asing merasa diterima sebagai bagian dari komunitas akademik. Dalam konteks ini, Poltek SCI berperan tidak hanya sebagai institusi pendidikan, tetapi juga sebagai ruang sosial yang mendukung pembelajaran lintas budaya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: