KUNINGAN-Kalangan dokter, pejabat daerah, hingga masyarakat umum di Kabupaten Kuningan, dikagetkan dengan kabar mantan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kuningan dr H Sardjono meninggal dunia di Lampung, Kamis sore (17/9).
Melalui pesan berantai di medsos, kabar tersebut langsung tersiar cepat. Dari kabar yang tersebar di sejumlah percakapan WhatsApp (WA), dr H Sardjono yang juga anggota komunitas motor gede (Moge) Black Horse Kuningan, mengalami kecelakaan di jalan lintas Sumatera wilayah Kabupaten Tulang Bawang Bandar Lampung saat touring mengendarai moge kesayangannya, sehingga ia meninggal dunia.
Dari keterangan yang tersiar, moge yang dikendarai almarhum menabrak motor berjenis matik, yang mengakibatkan moge tersebut hilang keseimbangan dan menabrak salah satu tiang.
Almarhum dinyatakan meninggal dunia sekitar 15 menit setelah mendapat perawatan di RS Penawar Medika Tulang Bawang.
Dari diagnosa pihak RS, almarhum mengalami cedera berat di bagian kepala yang diduga akibat benturan keras saat terjadi kecelakaan. Jenazah langsung dimandikan di RS tersebut untuk siap dipulangkan ke Kuningan.
Dokter H Sardjono merupakan suami dari Komisaris RS Juanda dr Hj Rini Sujianti MM. Sejak lama ia memiliki hobi tersendiri, yakni touring dengan menggunakan moge, dan aktif di komunitas Black Horse bersama sejumlah tokoh lainnya di Kuningan, termasuk tokoh ulama ternama, KH Abdullah Gymnastyar atau Aa Gym.
Dalam pesan suara yang tersebar di percakapan WhatsApp, Aa Gym bersama para santri Daarut Tauhid Bandung, menyampaikan ucapan bela sungkawa atas kepergian dr H Sardjono yang memiliki kedekatan khusus dengan Aa Gym.
“Semoga Allah SWT mengampuni segala dosa almarhum dan melapangkan kuburnya, meringankan hisabnya, dan memasukannya ke Surga. Semoga keluarga yang ditinggalkan mendapatkan kesabaran,” ucap Aa Gym.
Widi Paritza, salah seorang pegiat Moge Komunitas Black Horse Kuningan menuturkan, almarhum dr H Sardjono merupakan sosok yang dituakan di komunitasnya. Terlebih almarhum sebagai pembina Black Horse Kuningan sekaligus Ketua MBI Cirebon.
“Almarhum meninggal karena kecelakaan, saat touring di Lampung. Beliau berangkat sendiri, tidak ada rekan kita yang menyertainya,” tutur Widi saat dihubungi melalui sambungan telepon selulernya.
Di MBI sendiri, lanjut Widi, almarhum lebih akrab dipanggil Papi Jhon. Dalam kecelakaan itu, almarhum sedang melakukan touring bersama rombongan Touring MBI. Bahkan sebelumnya, almarhum ikut touring Jakarta-Bali, dan melanjutkan touring Jakarta-Sumatera.
“Dari informasi yang saya dapatkan, moge almarhum menabrak sebuah motor Honda Beat, dan kemudian menabrak tiang,” ujar Widi.
Bagi masyarakat di Kecamatan Garawangi, di mana almarhum berdomisili, sosoknya dikenal sebagai seorang dokter yang humoris dan dermawan. Warga sekitar, khususnya di Desa Lengkong dan Purwasari Kecamatan Garawangi, merasa terkejut saat mendengar kabar duka meninggalnya dr H Sardjono itu.
“Saya terkejut mendengar kabar meninggalnya Pak Dokter, tempat praktik beliau selalu jadi tujuan saat keluarga saya ada yang sakit. Karena untuk warga sini, banyak yang cocok saat berobat ke tempat praktik dr H Sardjono,” tutur Engkus, salah seorang warga Desa Purwasari saat diwawancarai sejumlah media.
Dari data yang diperoleh Radar, dr H Sardjono merupakan kelahiran Purwokerto Jawa Tengah, 59 tahun lalu. Almarhum meninggalkan seorang istri, Hj Rini Sujiyanti MM dan 4 orang anak. Keluarga sangat kehilangan sosok almarhum yang periang dan memiliki banyak kolega itu. (muh)