Tujuh Cara UMKM Tak Tumbang saat Resesi

Jumat 02-10-2020,00:01 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi nasional diprediksi pada kuartal III/2020 akan minus 2,9 persen hingga minus 1,1 persen. Artinya, negatif selama dua kuartal berturut-turut akan terjadi resesi.

Terkait hal ini, Pengamat dan Pemerhati UMKM, Suhaji Lestiadi mengatakan, pemerintah harus mempercepat Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akibat pandemi Covid-19. Pemerintah harus memacu aktivitas sektor UMKM dan koperasi.

Dia menjelaskan, yakni dengan melakukan integrasi kebijakan pembangunan UMKM dan koperasi Indonesia berbasis produk unggulan lokal melalui tujuh visi PEN.

“Ini didasari pertimbangan bahwa 99 persen populasi usaha, 97 persen lapangan kerja, serta 60 persen Produk Domestik Bruto (PDB) adalah dari sektor UMKM dan koperasi,” katanya di Jakarta, kemarin (30/9).

Ketujuh visi tersebut adalah, pertama, melakukan resetting konsep pembangunan ekonomi rakyat ke arah sistem ekonomi yang lebih berkeadilan dan kekeluargaan dengan menempatkan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia.

Kedua, menyiapkan pembiayaan pandemi bagi koperasi dan UMKM senilai Rp500 triliun per tahun hingga dua tahun ke depan (2021-2022), dengan pola channeling yang dijamin Lembaga Penjaminan (Jamkrindo, Askrindo, dan lainnya).

Ketiga, harus dilakukannya pengembangan produk lokal unggulan dari hulu hingga ke hilir sebagai basis usaha koperasi dan UMKM. Keempat, sinergi dan orkestrasi pembangunan ekonomi rakyat berbasis koperasi dan UMKM dengan seluruh kementerian dan seluruh stake holder bisnis.

2

Kelima, disiapkan peraturan dan ketentuan pendukung pelaksanaan resetting dan perubahan mindset pembangunan ekonomi rakyat. Keenam, adanya scale-up usaha dan penguatan digitalisasi bagi koperasi dan UMKM, menuju terbentuk market place.

\"Terakhir, membangun kemandirian dan daya saing ekonomi bangsa melalui gerakan jiwa kewirausahaan dan gerakan aku cinta produk Indonesia,\'\' paparnya.

Lanjut dia, apabila ketujuh visi tersebut dilakukan dengan baik, maka Indonesia bisa terhindar dari resesi yang berkepanjangan. \"Ketujuh strategi ini diharapkan dapat menghindari risiko Indonesia terkena resesi berkepanjangan (depresi) dan mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional hingga pertumbuhan sebesar 4 persen pada 2021,” ucapnya.

Sementara, Menteri Koperasi dan UKM (Menko UKM) Teten Masduki mengatakan, UMKM yang menguasai teknologi digital menjadi kunci bagi upaya pemulihan ekonomi di Indonesia. \"Sebab, UMKM digital produktif merupakan kunci pemulihan ekonomi,\" ujarnya.

Tantangan lain, menurut Menkop Teten, yakni isu keberlanjutan dari UMKM di platform digital yang juga patut mendapat perhatian. \"UMKM tidak hanya harus bertahan, namun harus mampu menjadi kompetitif baik di pasar lokal dan global,” katanya.

Menkop Teten menyampaikan, menaikkan target UMKM go digital pada tahun ini dari 2 juta menjadi 3 juta. \"Penjualan di platform digital kita tumbuh 26 persen,\" ucapnya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan optimis target 2 juta UMKM go digital bisa terlampaui pada akhir tahun ini. Pasalnya, per 16 September ini sudah ada 1,9 juta UMKM baru yang bergabung ke ekosistem digital.

\"Sejak 14 Mei 2020 (diluncurkan), sudah tercapai 1,9 juta lebih unit UMKM atau 98 persen dari target 2 juta UMKM ini. Sudah pasti lebih dari 2 juta unit UMKM on boarding dengan tren seperti ini,\"

Tags :
Kategori :

Terkait