Misinformasi Omnibus Law karena Kurang Transparansi

Senin 12-10-2020,23:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

JAKARTA –  Penolakan terhadap  UU Omnibus Law Ciptaker makin meluas ke daerah-daerah. Bukan hanya datang dari kalangan buruh, mahasiwa dan pelajar, bahkan kini melibatkan akademisi dan  pimpinan daerah.

Anggota DPR RI Dapil Kota, Kabupaten Cirebon dan Indramayu, Netty Prasetiyani Aher prihatin dan menyebut pemerintah harus bertanggungjawab meredakan situasi.

Menurutnya, unjuk rasa pasti membawa imbas pada kehidupan masyarakat. Jika penanganannya kurang tepat bisa membawa banyak korban.

“Pemerintah harus bertanggungjawab meredakan situasi dengan cara-cara persuasif. Jangan bersikap seolah bersembunyi tangan setelah melempar batu,” demikian Netty Aher dalam keterangan media.

Menurut Netty,  unjuk rasa meluas karena pemerintah kurang terbuka dan transparan terkait isi  undang-undang Ciptaker secara utuh dan menyeluruh.

Sudah seharusnya pemerintah menunjukan dengan jujur mana naskah final Undang-Undang Ciptaker hasil pembahasan Panja dan Timus Baleg DPR RI.

Menurut Netty, sejak awal diluncurkan pasal-pasal terkait ketenagakerjaan, investasi  dan klaster lainnya  dalam RUU Omnibus Law Ciptaker  sudah menuai kontroversi. (yud)

https://www.youtube.com/watch?v=WWWFdcIhh2g
Tags :
Kategori :

Terkait