BANDUNG – Pariwisata Jawa Barat tak luput dari dampak pandemi covid-19. Kendati demikian, sektor ini diprediksi bisa bangkit lebih cepat. Bahkan bila dibandingkan dengan destinasi wisata di daerah lain.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengungkapkan, alasan mengapa pariwisata Jabar bisa lebih cepat bangkit karena kemudahan akses.
“Jawa Barat ini sangat indah. Pasca Covid-19, (pariwisata di Jabar) bangkit lebih dulu karena tidak mengandalkan travel dari udara. Jadi mengandalkan mobil, motor, atau kendaraan darat lainnya,” kata Kang Emil, saat meninjau kawasan perkebunan teh milik PT Perkebunan Nusantara (PT PN) VIII di Ciater, Kabupaten Subang.
Pihaknya juga mengundang investor untuk mengikuti West Java Investment Summit (WJIS). Termasuk berinvestasi dalam pengembangan sektor pariwisata.
WJIS 2020 dilaksanakan pada 16-19 November 2020. Helatan ini merupakan forum investasi yang bisa dimanfaatkan pelaku usaha dan investor untuk berdiskusi mengenai berbagai hal teknis terkait proyek investasi di Jabar.
“Saya mengundang para investor untuk hadir dalam West Java Investment Summit, tanda kebangkitan pemulihan ekonomi Jawa Barat. Ada puluhan program, proyek yang akan dilelang, terdiri dari energi, konstruksi, termasuk pariwisata,\" ucapnya.
Kang Emil berharap WJIS 2020 dapat menjaring minat investor untuk berinvestasi di Jabar. Investasi merupakan mesin yang dapat mengakselerasi pemulihan ekonomi.
“Di sini (WJIS) adalah salah satu dari sekian puluh (peluang investasi) yang akan dilelang, kebetulan saya ingin lihat sendiri potensi-potensinya. Dan saya yakin pasca-investment summit, di 2021, 2022, ekonomi (Jabar) bisa melompat, gabung dengan Rebana Metropolitan,” katanya.
Dalam kesempatan itu, pihaknya juga mengundang investor dalam pengembangan kawasan Ciater sebagai eko wisata. Saat ini, Ciater dikenal dengan pemandian air panas.
\"Ciater kelebihannya itu memiliki banyak sumber air panas. Ternyata baru ditemukan sumber air panas lainnya (di Ciater),\" kata Kang Emil.
Dengan pemandangan alam yang memesona, Ciater dapat menyajikan konsep sport tourism yang dapat memacu adrenalin. Syaratnya, fasilitas yang komplet dihadirkan, seperti flying fox maupun paralayang.
“Selama dia berbentuk bukit bisa diimajinasikan untuk spot-spot yang membutuhkan ketinggian, ada paralayang, seluncuran, dan lainnya,” ucap Kang Emil.
Guna menjadikan Ciater sebagai destinasi wisata menarik di Jabar, kata Kang Emil, pihaknya intens berkomunikasi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Komunikasi dilakukan untuk membahas kerja sama dalam mengembangkan Ciater menjadi ekowisata yang memesona. Ekowisata merupakan kawasan wisata yang tidak mengubah fungsi lingkungan sekitar.
“Saya sudah setahun memotivasi Perhutani, PTPN, PT RNI (Rajawali Nusantara Indonesia), semua aset-aset negara yang punya kekuatan view alam yang indah untuk dikerjasamakan tanpa mengubah fungsi lahan, yaitu melalui ekowisata. Jadi, artinya orang bisa senang, ada ekonomi, tapi tetap berkebun, dan hal-hal lainnya,” kata Kang Emil. (yud)