KRITIK keras terkait kepemimpinan pasangan Ano-Azis diungkapkan mantan Wakil Wali Kota DR Agus Alwafier By MM. Agus mengatakan, 100 hari pertama sebenarnya waktu yang cukup dan leluasa untuk memulai pekerjaan. Waktu 100 hari sangat strategis bila dimanfaatkan dengan baik dan tidak terjebak pada euphoria belaka. “Sering saya kritik untuk tidak terlena dengan masa euphoria,” ujar Agus. Hal pertama yang disoroti Agus adalah kekompakan Ano-Azis. Dikatakan, meski selama ini pasangan tersebut dianggap kompak, namun sesungguhnya tidak. Dari segi kebijakan strategis yang bersifat gebrakan pun dianggap Agus masih belum ada. “Kecuali usulan draf perda miras yang kemudian direspons cepat oleh DPRD. Selebihnya, kebijakannya masih datar-datar saja. Belum ada yang menggebrak,” tandasnya, kemarin. Program mengantor di baperkam setiap hari Jumat, kata dia, memang harus diapresiasi. Namun harus dilanjutkan dengan cara yang bervariasi pula. “Misalnya program bersih RW diperkuat kembali dalam bentuk peraturan, bahkan alangkah lebih baik kalau ada terobosan lain seperti Jumat bersepeda atau yang lainnya,” tukasnya. Tidak hanya itu, Agus pun menyoroti optimalisasi yang hingga kini belum ada kejelasan seperti Gedung Wanita dan kompleks Stadion Bima. Padahal, kedua aset tersebut adalah salah satu potensi yang cukup bagus untuk pemerintah kota. “Program pembangunan dan pemberdayaan aset pun belum ada yang terlihat. Gedung Wanita tak ada tanda-tanda untuk difungsikan kembali,” bebernya. Perbaikan infrastruktur pun diakui Agus masih dinantikan oleh masyarakat. Hingga saat ini masih banyak saluran yang dan jalan yang rusak. Sementara untuk segi pendidikan, dikatakan Agus, khususnya PPDB, secara aturan sudah berjalan dengan baik, namun yang terpenting adalah konsistensi dalam menjalankan aturan. Senada, akademisi Unswagati Cirebon Sigit Gunawan SHMKn mengatakan, selama 100 hari kepemimpinan pasangan Ano-Azis masih belum bisa dikatakan membawa perubahan secara signifikan. Karena, kata dia, untuk bisa memberikan perubahan untuk masyarakat kota Cirebon diperlukan waktu yang cukup panjang. “Tapi setidaknya hari ini pasnagan Ano-Azis sudah mengantongi sejumlah masalah,” ujarnya. Sigit mencontohkan sejumlah permasalahan yang dimaksud adalah pelayanan perizinan yang selama ini dianggap lambat dan terlalu berbelit-belit, permasalahan pendidikan juga aparatur yang ada. “Melihat permasalahan yang ada, saya kira perlu adanya sinergitas antar berbagai elemen, karena bila hanya bertumpu pada pasangan Ano-Azis saja, hal ini rasanya sulit terealisasi,” lanjutnya. Perubahan yang dilakukan oleh Ano-Azis selama 100 hari ini, lanjut Sigit, memang belum bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Hanya saja, langkah-langkah menuju perubahan sudah mulai dirasakan, seperti wacana reformasi birokrasi dan sebagainya. “Yang terpenting Pak Ano dan Pak Azis bisa menyelesaikan program-program yang terdahulu dijanjikan. Karena masyarakat Kota Cirebon menunggu,” tukasnya. (kmg)
Menonjol Perda Miras, yang Lain Datar Saja
Jumat 26-07-2013,10:48 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :