JAKARTA – Persoalan melambungnya harga komoditas pangan selalu terjadi setiap tahunnya. Sejak Desember 2020, hingga awal Januari 2021 harga cabai rawit merah masih melambung tinggi. Bahkan, sampai 100 ribu per kilogram (kg).
Melihat permasalahan harga bahan pangan yang terus berulang setiap tahunnya, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mendesak Kementerian Pertanian dan Kementerian PErdagangan untuk membuat desain pangan jeas dan rantai pangan yang terukur.
“Kami menyarankan kepada Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan, ini kan (kenaikan harga komoditas pangan) sudah terjadi bertahun-tahun, setiap tahun pasti ada aja masalah harga. Ini karena kita tidak punya desain pangan yang jelas,” kata Ketua Umum Ikappi, Abdullah Mansuri, kemarin (6/1).
BACA JUGA:Cuaca Penyebab Kenaikan Harga Cabai Merah
Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga tidak punya strategi rantai pangan yang maksimal, baik, terukur, serta data mengenai stok komoditas tidak jelas. Kondisi inilah berdampak kenaikan harga-harga berbagai komoditas pangan tidak bisa dihindari.
Ia mencontohkan, komoditas cabai rawit merah yang saat ini mengalami kenaikan harga di kisaran Rp100 ribu per kg. Namun, ada juga pedagang yang masih menjual dengan harga Rp90 ribu per kg.
“Harga cabai rawit itu sudah dua bulan ini kalau enggak salah menjadi persoalan tersendiri, cabai rawit merah merupakan cabai yang di luar dugaan sekarang sudah tembus di angka Rp100 ribu, ada yang masih menjual di angka Rp90 ribu, ada juga yang menjual dengan cara dioplos, dicampur dengan cabai cawit hijau,” ungkapnya.
Menurut dia, faktor utama harga cabai rawit merah tinggi karena kurangnya pasokan. Lantaran para petani berhenti memproduksi sebab empat bulan lalu harga cabai rawit merah sempat jatuh harganya.
“Biasanya begitu ritme petani, kalau jatuh harganya mereka tidak mau tanam lagi. Di sinilah letak bukti bahwa kementerian tidak aktif dalam melakukan upaya mendorong agar produksi tetap aman,” ucapnya.
Naiknya komoditas harga cabai, sebelumnya telah diprediksi Kementerian Pertanian. Kepala Bidang Harga Pangan, Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian, Inti Pertiwi memperkirakan kenaikan harga cabai akan terus terjadi hingga Januari 2021 mendatang. Pihaknya pun melakukan sejumlah antisipasi untuk meminimalisasi tren kenaikan yang akan terjadi.
“Apa yang harus dilakukan? Identifikasi wilayah dengan cepat. Wilayah-wilayah yang cenderung harganya naik harus disuplai dari daerah lain yang sedang panen atau punya produksi banyak,” kata Inti.
Inti memastikan, kenaikan harga komoditas seperti cabai murni karena ketidakseimbangan pasokan dan permintaan. Bukan karena adanya penimbun harga yang sengaja menahan stok agar harga menjadi naik.
“Tidak mungkin pedagang menimbun karena itu barang cepat rusak, pedagang juga tidak punya fasilitas gudang pendingin. Oleh karena itu, pemerintah harus yang harus bergerak,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Distribusi Cadangan Pangan, BKP Kementan, Maino Dwi Hartono mengatakan Kementan juga melakukan operasi pasar cabai lewat Pasar Mitra Tani di Jakarta dan Bogor. Itu dilakukan lantaran harga cabai cenderung mengalani kenaikan di dua lokasi tersebut. (din/fin)