JAKARTA – Kenaikan sejumlah komoditas pangan diperkirakan inflasi Januari 2021 sebesar 0,37 persen. Potensi inflasi disebabkan tingginya kenaikan harga cabai belakangan ini.
Direktur Eksekutif sekaligus Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) mengatakan, data tersebut muncul setelah menggelar survei pemantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada pekan ketiga Januari 2021.
“Penyumbang utama inflasi yaitu cabai rawit sebesar 0,1 persen,” ujarnya.
Komoditas lainnya yang menyumbang inflasi, kata dia, adalah harga tempet dan tahun sebesar 0,03 persen, cabai merah 0,02 persen, daging ayam ras, ikan kembung, kacang panjang, bayam, kangkung, ikan tongkol, daging sapi sebesar 0,01 persen.
Selain itu, inflasi juga disumbang oleh emas perhiasan, nasi dengan lauk, dan tarif angkutan udara 0,01 persen. Sementara penurunan harga alias deflasi terjadi di komoditas telur ayam ras sebesar 0,05 persen dan bawang merah 0,01 persen.
“Dari perkembangan inflasi bulanan, diperkirakan inflasi Januari 2021 secara tahun kalender sebesar 0,37 persen. Sedangkan inflasi secara tahunan sebesar 1,67 persen,” ucapnya.
Sementara itu mengutip akun Twitter resmi @Kemenkeu RI, menyampaikan melakukan sejumlah pengendalian inflasi guna mendorong kinerja ekonomi di 2021.
“Selama 5 tahun terakhir, inflasi dijaga di angka 3 persen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5 persen,” tulisnya dalam cuitan tersebut.
“Tahun 2020 berbeda, dampak Covid-19 pada aktivitas ekonomi, permintaan dan daya beli menurunkan angka inflasi,” sambungnya.
Untuk tahun ini, seiring pulihnya aktivitas konsumsi masyarakat dan pertumbuhan ekonomi, inflasi ditargetkan optimis dapat kembali ke kisaran angka 3 persen. Pihaknya telah menyiapkan sejumlah upaya agar target inflasi bisa dicapai.
Tahun ini, strategi kebijakan pengendalian inflasi menggunakan prinsip 4K yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Desember 2020 sebesar 0,45 persen. Inflasi setahun penuh mencapai 1,68 persen pada 2020. (din/fin)