CIREBON - Penyelenggaraan ibadah haji di Kota Cirebon biasanya tidak pernah terlepas dari bimbingan haji yang dilakukan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang jumlahnya cukup banyak. Namun, hal ini tidak berlaku di Kota Cirebon, karena di Kota Wali ini hanya ada 1 KBIH, yakni KBIH Allysa yang berlokasi di jalan RA Kartini Kota Cirebon.
Kasie Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Ahmad Rifai SE mengakui, jumlah KBIH di Kota dengan Kabupaten Cirebon berbeda. Karena di kota hanya ada satu KBIH yakni Allysa, sedangkan di kabupaten jumlahnya cukup banyak.
KBIH ini menurut Rifai, untuk membantu calon jamaah haji terkait tata cara haji, mulai dari teori hingga praktik. Tentunya, untuk mengikuti bimbingan manasik haji ini mereka akan dikenakan sejumlah biaya.
Namun demikian, sebenarnya calon haji bisa saja tidak ikut bimbingan manasik haji ke KBIH, yakni bisa melakukan manasik haji mandiri, dengan cara mengikuti manasik haji yang diselenggarakan Kementerian Agama (Kemenag). “Manasik haji melalui KBIH itu juga bukan keharusan kok, karena bisa ikut manasik haji yang diselenggarakan oleh departemen agama,” ungkapnya.
Disinggung mengenai keberadaan biro perjalanan haji, Rifai menegaskan jika keberadaan biro haji sebenarnya menyelenggarakan haji, namun bukan reguler, tetapi haji plus yang biayanya lebih mahal dibandingkan biaya haji reguler.
“Haji reguler hanya ditangani Kemenag, kalaupun ada biro perjalanan haji, itupun sifatnya hanya melayani umroh dan haji plus yang biayanya lebih mahal dari haji reguler,” tandasnya.
Ketua KBIH Allysa, H Masyhudi menjelaskan, persiapan fisik dan mental memang mutlak diperlukan sebelum menunaikan ibadah haji. Kesiapan fisik dibutuhkan karena kondisi alam yang berbeda antara Indonesia dan Saudi Arabia. Bukan itu saja, aktivitas fisik terutama saat harus berjalan beberapa kilometer, menuntut fisik yang fit.
Direktur Utama Salam Tours, Dede Muharam Lc menjelaskan, pihaknya tahun ini memberangkatkan 10 orang jamaah haji. Mereka berasal dari Kuningan, Cirebon dan Indramayu. Tetapi jika dihitung secara keseluruhan termasuk di Jakarta bersama Zam-Zam Tours jumlahnya mencapai 107 orang.
“Biaya ONH plus tahun ini sebesar Rp63 juta dengan waktu ibadah 27 hari. Bahkan banyak yang sudah mendaftar ke kami untuk tahun 2011,” ujarnya.
Pihaknya membina manasik haji selama setahun, yakni dengan rincian tiap bulan bertemu dan 3 bulan terakhir intensif. Untuk Cirebon, tiap bulan bertemu dengan jumlah pertemuan 12 kali, termasuk video visual manasik haji supaya calon jamaah memahami secara langsung. (abd)
CIREBON - Penyelenggaraan ibadah haji di Kota Cirebon biasanya tidak pernah terlepas dari bimbingan haji yang dilakukan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang jumlahnya cukup banyak. Namun, hal ini tidak berlaku di Kota Cirebon, karena di Kota Wali ini hanya ada 1 KBIH, yakni KBIH Allysa yang berlokasi di jalan RA Kartini Kota Cirebon. Kasie Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Ahmad Rifai SE mengakui, jumlah KBIH di Kota dengan Kabupaten Cirebon berbeda. Karena di kota hanya ada satu KBIH yakni Allysa, sedangkan di kabupaten jumlahnya cukup banyak. KBIH ini menurut Rifai, untuk membantu calon jamaah haji terkait tata cara haji, mulai dari teori hingga praktik. Tentunya, untuk mengikuti bimbingan manasik haji ini mereka akan dikenakan sejumlah biaya. Namun demikian, sebenarnya calon haji bisa saja tidak ikut bimbingan manasik haji ke KBIH, yakni bisa melakukan manasik haji mandiri, dengan cara mengikuti manasik haji yang diselenggarakan Kementerian Agama (Kemenag). “Manasik haji melalui KBIH itu juga bukan keharusan kok, karena bisa ikut manasik haji yang diselenggarakan oleh departemen agama,” ungkapnya. Disinggung mengenai keberadaan biro perjalanan haji, Rifai menegaskan jika keberadaan biro haji sebenarnya menyelenggarakan haji, namun bukan reguler, tetapi haji plus yang biayanya lebih mahal dibandingkan biaya haji reguler. “Haji reguler hanya ditangani Kemenag, kalaupun ada biro perjalanan haji, itupun sifatnya hanya melayani umroh dan haji plus yang biayanya lebih mahal dari haji reguler,” tandasnya. Ketua KBIH Allysa, H Masyhudi menjelaskan, persiapan fisik dan mental memang mutlak diperlukan sebelum menunaikan ibadah haji. Kesiapan fisik dibutuhkan karena kondisi alam yang berbeda antara Indonesia dan Saudi Arabia. Bukan itu saja, aktivitas fisik terutama saat harus berjalan beberapa kilometer, menuntut fisik yang fit. Direktur Utama Salam Tours, Dede Muharam Lc menjelaskan, pihaknya tahun ini memberangkatkan 10 orang jamaah haji. Mereka berasal dari Kuningan, Cirebon dan Indramayu. Tetapi jika dihitung secara keseluruhan termasuk di Jakarta bersama Zam-Zam Tours jumlahnya mencapai 107 orang.“Biaya ONH plus tahun ini sebesar Rp63 juta dengan waktu ibadah 27 hari. Bahkan banyak yang sudah mendaftar ke kami untuk tahun 2011,” ujarnya.Pihaknya membina manasik haji selama setahun, yakni dengan rincian tiap bulan bertemu dan 3 bulan terakhir intensif. Untuk Cirebon, tiap bulan bertemu dengan jumlah pertemuan 12 kali, termasuk video visual manasik haji supaya calon jamaah memahami secara langsung. (abd)