Pemprov Jabar Pilih Japurabakti Jadi Desa Tanggap Bencana

Senin 22-02-2021,23:22 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Desa Japurabakti, Kabupaten Cirebon ditunjuk BPBD Provinsi Jawa Barat sebagai desa tanggap bencana (Destana).

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Barat Dani Ramdan kepada radarcirebon.com ditemui di salah satu hotel Jl Tuparev, Kabupaten Cirebon mengatakan, dipilihnya Desa Japurabakti adalah kondisi wilayah desa tersebut sering mendapatkan bencana.

\"Saya melihat, semua kesiapan di Desa Japurabakti untuk menjadi Destana sudah bisa dipenuhi. Semua syarat sudah ada termasuk juga anggaran dari APBDes. Kita targetkan bulan depan sudah bisa berjalan,\" katanya, Senin (22/2).

Deni menyebutkan, pembentukan Destana ini sudah sesuai dengan rencana Pemprov Jabar. Untuk satu provinsi, ditargetkan terdapat 500 Desa/Kelurahan Tanggap Bencana (Destana).

\"Untuk tahun ini kita pilih Desa Japurabakti sebagai Destana. Sudah ada sekitar 250 desa/kelurahan yang kita bentuk dari target 500an Destana,\" sebutnya.

Sementara Kepala Pelaksanaan (Kalak) BPBD Kabupaten Cirebon Alex Alex Suheriyawan mengatakan, di wilayah Kabupaten Cirebon sudah terdapat tujuh Destana sebelum Desa Japurabakti dicanangkan.

\"Ya tidak menutup kemungkinan akan ada Destana baru lainnya di Kabupaten Cirebon. Tapi, kita sementara akan fokus di delapan desa tangguh bencana yang sudah ada. Kita akan programkan semua pihak dalam Destana itu diberikan pemahaman dan juga bimbingan dalam menghadapi bencana,\" katanya.

2

Masih di tempat yang sama, Anggota DPR RI, Selly Andriyani Gantina menyambut baik dengan pembentukan Destana ini.

\"Saya berharap pembentukan Destana ini bisa diperbanyak di Kabupaten Cirebon. Jika kita melihat peta, wilayah rawan bencana di Kabupaten Cirebon ini sangat banyak. Sehingga dibentuknya desa tanggap bencana ini adalah hal yang sangat baik. Pemerintah pusat tentunya sangat mendorong agar lebih banyak lagi destana yang ada,\" ucapnya.

Selly menuturkan, keberadaan destana bukan hanya bermanfaat saat adanya bencana.

\"Yang terpenting adalah pengetahuan masyarakat mulai lingkup keluarga terhadap bencana lebih mendalam lagi. Bahkan, kita akan mendorong pendidikan kebencanaan ini bisa masuk di kurikulum. Artinya, mulai dari anak usia dini hingga akademisi lebih berperan aktif dalam hal ketanggapdaruratan bencana,\" tuturnya. (rdh)

Tags :
Kategori :

Terkait