PDIP Tak Rugi Kehilangan Sunaryo

Sabtu 23-10-2010,07:35 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

CIREBON – Kembalinya H Sunaryo WH SIP MM ke pangkuan Partai Golkar, terus menuai tanggapan dan reaksi dari sejumlah kalangah. Mantan Ketua GMNI Kota Cirebon periode 2006-2008, Ujang Kusuma Atmawijaya, mengungkapkan dalam berpolitik setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih partai yang dia sukai. Tidak heran, kalau Sunaryo yang diusung PDIP sebagai calon wakil walikota mendampingi Subardi SPd, baru-baru ini mendeklarasikan diri untuk kembali bergabung bersama Partai Golkar. Menurut Ujang, sikap yang ditunjukkan Sunaryo sah-sah saja, dan bukan sebuah persoalan. Yang terpenting adalah bagaimana Sunaryo melakukan komunikasi politik dengan PDIP yang telah mengusungnya untuk menjadi wakil walikota. “Yang terpenting, kembalinya Sunaryo ke Partai Golkar tidak mengganggu kinerja kepemimpinan pasangan Subardi dan Sunaryo (Susun). Selain itu, dengan sisa waktu 3 tahun kepemimpinan Susun, harus bisa menyelesaikan agenda yang telah ditetapkan melalui program kerja,” jelasnya. Masih menurut Ujang, saat ini popularitas Sunaryo di internal Partai Golkar maupun masyarakat Kota Cirebon masih cukup tinggi. Bahkan, Sunaryo dianggap masih memiliki kharisma untuk menaikkan perolehah suara Partai Golkar, baik dalam pilkada maupun pemilu yang akan datang. “Partai Golkar masih membutuhkan ketokohan dari seorang Sunaryo HW. Namun demikian, dengan senioritas beliau (Sunaryo HW, red) sebaiknya menduduki jabatan dewan penasehat Partai Golkar. Sedangkan untuk ketua DPD Partai Golkar diserahkan kepada kader muda partai,” papar dia. Ujang juga berharap agar kembalinya Sunaryo HW tidak ditanggapi berlebihan, baik dari kader Partai Golkar maupun PDIP. Sebab, meski pada pilkada 2008 lalu Sunaryo HW dipinang oleh PDIP, tetapi tidak ada penjelasan apakah Sunaryo HW telah menyatakan keluar dari Partai Golkar dan bergabung dengan PDIP. “Sehingga, bila ada kader PDIP maupun Partai Golkar yang kecewa dengan sikap Sunaryo HW, itu adalah resiko dan sebuah sikap politik yang diambil oleh Sunaryo,” tandas Ujang. Terpisah, Ketua Pengurus Cabang Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), organisasi sayap PDIP, Muhammad Zaky Mubarok menganggap, kembalinya Sunaryo HW SIP adalah sesuatu yang biasa dalam dunia politik. Oleh karenanya, dia tidak heran apabila Sunaryo yang dulunya tokoh Golkar, kemudian kembali lagi ke Partai Golkar. “Itulah watak asli Sunaryo, saya tidak heran dan biasa saja menanggapinya. Karena dia memang kader Golkar, kalaupun balik lagi ke partai yang membesarkannya adalah hal yang lumrah,” ujarnya. Zaky malah mengaku bersyukur Sunaryo kembali ke Golkar, setidaknya persoalan ini akan membersihkan PDIP dari orang-orang oportunis yang hanya memanfaatkan PDIP sebagai batu loncatan untuk meraih kekuasaan. “Saya senang kok, bagi PDIP tidak rugi, justru partai ini akan bersih dari kutu loncat yang hanya mengejar kekuasaan,” tegasnya. Pria bertubuh besar ini malah mengkritik Subardi yang dibesarkan PDIP, pada kenyataannya malah tidak sesuai harapan PDIP sebagai partai pengusung. Buktinya 2 periode kepemimpinannya, tidak memperhatikan rakyatnya. Dengan kata lain, justru Subardi itu kacang lupa kulitnya, dulu dibesarkan PDIP, tetapi setelah jadi rakyatnya dibiarkan begitu saja. Sementara, Caretaker DPD Partai Golkar Kota Cirebon, Adjat Sudarjat saat ditanya soal keputusan Sunaryo, dia enggan bicara banyak. Adjat hanya menyampaikan kesyukurannya. “Alhamdulillah,” ujarnya singkat. (mam/abd)

Tags :
Kategori :

Terkait