KOTA Cirebon telah berusia 651 tahun. Sebagai daerah yang punya sejarah peradaban cukup lama, Kota Cirebon memilik banyak cagar budaya. Namun sayangnya, banyak peninggalan sejarah yang kondisinya kurang terawat dan membutuhkan perhatian lebih.
Sejarawan Cirebon, Mustakim Asteja mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam mengelola sejarah dan kebudayaan Cirebon. Sebagai daerah yang punya sejarah peradaban cukup lama, Kota Cirebon memilik banyak sekali cagar budaya. Namun sayangnya, banyak peninggalan sejarah yang kondisinya kurang terawat dan membutuhkan perhatian lebih.
“Semakin ke sini, image Cirebon sebagai Kota Pusaka juga kian luntur. Banyak cagar budaya yang kondisinya tidak karu karuan. Tidak kuat menahan perkembangan. Dan, akhirnya dilupakan begitu saja” ungkapnya.
Ia juga menyorot belum adanya museum kota. Sejauh ini, peninggalan sejarah banyak yang dikelola oleh keraton. Padahal antara keraton dan juga institusi kota merupakan dua hal yang berbeda. Sangat disayangkan, di usianya yang sudah sangat tua, tak ada tempat yang menghimpun peninggalan kota. Padahal rekaman perjalanan Kota Cirebon dari masa ke masa perlu untuk ditampilkan. Supaya generasi ke depan tidak melupakan akar sejarahnya.
“Padahal semuanya sudah ada. Kenapa pemerintah belum juga mewujudkannya. Kalau memang menganggap masalah sejarah dan budaya ini serius, seharusnya sudah kita lihat buktinya sekarang,” lanjutnya.
Selain itu, Mustakim juga mempertanyakan komitmen pemerintah untuk membangun museum perjuangan yang didesikasikan khusus untuk para pejuang Kota Cirebon. Keinginan tersebut berasal dari para anggota Legiun Veteran Indonesia (LVRI) Kota Cirebon yang kini usianya banyak yang telah sepuh. “Kasihan kalau generasi muda tidak tahu sejarah kotanya sendiri,” ujarnya.
Ia meyakini, bahwa monumen tersebut nantinya akan memiliki nilai yang lebih strategis. Yang tidak saja menjadi bukti perjuangan rakyat Cirebon, namun juga bisa diilhami oleh generasi salanjutnya. Di mana monumen itu juga akan dilengkapi dengan diorama dan juga museum yang menggembarkan perlawanan rakyat terhadap penjajah. (awr)