Pemenang Tender Surat Suara, Gotas Tuding Oknum Pendopo

Rabu 14-08-2013,09:51 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

**Hafal Permainan Dedi Supardi, Akan Awasi Tender Surat Suara   CIREBON – Dugaan adanya kongkalikong proyek tender pengadaan surat suara pemilihan bupati, yang melibatkan oknum anggota DPRD untuk kepentingan pihak pendopo, terus bergulir. Bahkan beredar informasi, sekitar 200 ribu surat suara yang akan ditandai pencoblosannya sebelum pelaksanaan pilbup. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon Drs Zaenal Arifin Waud enggan menanggapi isu miring yang menimpa oknum di lembaganya itu. Namun pada prinsipnya, tender suara merupakan bagian dari tahapan pilkada dan tahapan pendukungnya yang harus dilakukan KPU. “Kalau sudah kondisinya seperti ini, maka KPU harus dapat meyakinkan ke publik dan partai politik, bahwa yang diisukan itu tidak benar. Semua tahapan harus clear dari isu-isu yang beredar di kalangan politisi,” ujar dia, kepada Radar, Selasa (13/8). Waud juga berjanji akan melakukan pengecekan terlebih dahulu, apakah benar ada salah satu anggota dewan yang ikut terlibat lobi tender penggandaan surat suara. “Kami akan mengecek terlebih dahulu sebelum ada bukti yang kuat melibatkan anggota dewan ikut terlibat. Intinya, kita harus awasi semua tahapan menjelang pemilihan,” terangnya. Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Cirebon H Tasiya Soemadi Al Gotas membantah keterlibatan anggota dewan dalam tender penggandaan surat suara. Namun, Gotas menduga tender tersebut bakal dimenangkan oleh oknum dari pendopo. “Kalau saya cenderung oknumnya dari pendopo. Kalau di dewan itu tidak ada,” ungkapnya. Ketua DPC PDIP Kabupaten Cirebon itu mengaku tidak tahu persis tender surat suara itu. Untuk mengetahui hal tersebut, pihaknya akan menginstruksikan kepada komisi I untuk mengundang LPSE. “Bagaimana pun proses kecurangan itu akan kami kejar. Yang namanya incumbent, pasti dengan cara-cara tertentu untuk mempertahankan kedudukannya, termasuk cara-cara curang,” paparnya. Kalau sudah seperti ini, kata Gotas, maka mau tidak mau pihaknya harus mengawasi gerakan incumbent. Karena yang namanya incumbent, ketika sudah menjabat lebih dari dua kali periode, pasti cara licik pun akan digunakan. Gotas mengaku memahami betul gerakan yang dilakukan Dedi Supardi selama menjabat bupati dua periode. “Saya tahu kok. Kan saya dulu menjadi ketua tim pemenangan Dedi Supardi selama dua periode. Jadi saya hafal dan tahu betul persoalan itu,” tandasnya. Ketua KPU Kabupaten Cirebon Iding Wahidin MPd membantah keras isu tersebut. Dia menyatakan tidak punya kaitan dengan partai politik tertentu, apalagi mem-back up incumbent. “Tidak ada itu. Kami tidak berpikir apakah pemenang tender itu dekat dengan gubernur atau bupati. Yang penting memiliki kualitas,” tegasnya. (sam)  

Tags :
Kategori :

Terkait