CIREBON - Membantu program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di masa pendemi Covid-19, Kantor Wilayah Bea dan Cukai Jawa Barat memberikan fasilitas Kemudahan kepada pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) untuk tujuan ekspor.
Kepala Kantor Wilayah Bea dan Cukai Jawa Barat, Saifullah Nasution mengatakan, pemberian kemudahan kepada para pelaku ekspor khususnya pelaku IKM bertujuan agar perekonomian dalam negeri bisa terus tumbuh.
\"Dengan dipermudahnya proses perijinan bagi pelaku eksport, maka hal itu bisa menekan biaya produksi 10 hingga 20 persen,\" katanya saat menghadiri pelepasan ekspor perdana rotan ke Jerman di CV Flaminggo Rattan Desa Tegalwangi, Kabupaten Cirebon, Kamis (1/4).
Saifullah menyebutkan, pihaknya memangkas birokrasi proses pengajuan perizinan kepada perusahaan yang hendak ekspor.
\"Untuk izin ekspor kita pastikan perizinannya tidak lama, satu hari sudah keluar,\" sebutnya.
Menurut Saifullah, sejalan dengan program pemerintah dalam pemulihan ekonomi di masa pandemi, Bea Cukai sangat mendukung penuh sebagai bentuk pemulihan ekonomi secara Nasional.
\"Untuk mendapatkan pemulihan ini tentu kita harus mendorong ekonomi kita, yakni melalui investasi dan juga ekspor. Kami sangat terbantu dengan segala kemudahan yang diberikan oleh Bea Cukai Cirebon khususnya Kantor Wilayah Jawa Barat. Ekspor dengan menggunakan perusahaan sendiri, bisa menumbuhkan kepercayaan terhadap Buyer atas produk yang dihasilkannya,\" ucapnya.
Masih kata Dia, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai diminta pemerintah untuk turun ke bawah membantu perusahaan-perusahaan yang berada di daerah untuk bisa melakukan ekspor.
\"Ketika perusahaan-perusahaan ini melakukan ekspor, dengan demikian devisa negara atau ekspor akan masuk, sehingga ekonomi terus berjalan,\" katanya.
Sementara itu, Owner CV Flamingo Rattan, Sylvester Stallone Mapalulo mengaku bangga perusahaan bisa melakukan ekspor dengan memakai nama sendiri.
\"Ya selama ini kita melakukan ekspor tapi undername. Tapi sekarang kami bangga bisa ekspor pakai bendera perusahaan sendiri dan ini yang perdana,\" akunya.
Sylvester mengungkapkan, masih adanya ekspor potong jalur yakni pengiriman barang mentah dari desa-desa. Yakni pihak luar yang membeli langsung kepada petani dan di ekspor secara ilegal.
\"Tentunya kami sangat menyayangkan hal ini dan meminta pemerintah agar bisa meminimalisir pengiriman ilegal,\" ungkapnya.
Sylvester menambahkan CV Flaminggo Rattan melakukan ekspor perdana sebanyak satu kontener berukuran 20 feet tujuan Jerman.
\"Satu kontener lainnya sebanyak 40 feet akan dikirim ke Argentina,\" pungkasnya. (rdh)