INDRAMAYU - Petani pemanfaat air waduk Cipancuh mulai bersiap. Mengantisipasi kekurangan pasokan air memasuki musim tanam gadu tahun ini.
Menyusul belum tuntasnya perbaikan waduk yang mengalami kerusakan akibat terjadinya pergeseran dan amblasnya tanggul luar bendungan.
Persiapan dilakukan dengan mengandalkan pasokan air dari sumur pantek yang dibuat secara swadaya. Demi menghindari tanaman padi terkena puso atau gagal panen.
“Pakai sumur pantek, pasokan air dari Waduk Cipancuh sudah tidak bisa diandalkan lagi,” kata Edi, petani asal Desa Situraja, Kecamatan Gantar, kemarin.
Dia mengetahuinya, lantaran sawahnya tidak jauh dari lokasi Waduk Cipancuh. Sejak tanggul mengalami ambles pada awal Februari lalu, debit air waduk seluas sekitar 700 haktare itu tak pernah penuh. Hanya seperempatnya dari kapasitas normal 6 juta kubik.
“Selama proses perbaikan, airnya memang sengaja disusutkan terus. Pintu air waduk semuanya dibuka,” ujarnya.
Saat kondisi normal, Waduk Cipancuh dapat memasok kebutuhan air bagi sawah tadah hujan seluas 6.314 hektare yang berada di wilayah Kecamatan Haurgeulis, Kroya, sebagian Gantar dan Anjatan.
Sebelumnya, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Ir Anang Muchlis SpPSDA menjelaskan, pasca kejadian amblesnya tanggul waduk Cipancuh, langsung dilakukan penanganan.
Sampai dengan saat ini progres perbaikan sudah mencapai 75 persen. Harapannya di akhir bulan Mei, proses perbaikan sudah selesai.
Namun demikian, perbaikan belum dinyatakan tuntas secara keseluruhan. “Ini kan waduk yang dibuat sejak zaman Belanda sekitar tahun 1927. Jadi sudah sangat tua usianya. Kemarin pada kejadian longsor dilakukan insveksi besar yang hasilnya diketahui ada lokasi lain yang perlu juga dilakukan perbaikan,” jelasnya.
Anang Muchlis menambahkan, meski tidak bisa diisi penuh, namun Waduk Cipancuh harus bisa tetap melayani kebutuhan air untuk lahan pertanian. Pengelolaan atau pembagian air Waduk Cipancuh nantinya akan diatur oleh PJT II.
“Karena masih masa perbaikan, airnya terbatas. Makanya, PJT II biasanya akan atur bersama petani untuk pengaturan jadwal gilir airnya,” tandas dia. (kho)