Israel dan Palestina, Konflik Berusia 100 Tahun

Kamis 13-05-2021,19:00 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

Yerusalem dibagi antara pasukan Israel di bagian Barat, dan pasukan Yordania di bagian Timur.

Karena tidak pernah ada perjanjian perdamaian kedua belah pihak saling menyalahka terjadi lah perang dan pertempuran selama puluhan tahun berikutnya.

Dalam perang berikutnya pada tahun 1967, Israel menduduki Yerusalem Timur dan Tepi Barat, dan juga sebagian besar wilayah Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Suriah, Gaza dan Semenanjung Sinai yang dikuasai Mesir.

Mayoritas pengungsi Palestina dan keturunan mereka tinggal di Gaza dan Tepi Barat. Mereka juga tinggal di negara tetangga Suriah, Yordania dan Lebanon.

Israel tidak mengizinkan para pengungsi itu dan keturunan mereka pulang ke rumah mereka sendiri.

Israel beralasan kepulangan pengungsi akan membebani negara itu dan mengancam keberadaan negara iti sebagai negara Yahudi.

Israel masih menduduki Tepi Barat, dan meskipun sudah mundur dari Gaza, PBB masih menganggap wilayah itu sebagai bagian dari wilayah yang diduduki Israel.

Israel mengakui seluruh Yerusalem sebagai ibu kotanya, sedangkan Palestina menyatakan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya di masa depan.

2

Amerika Serikat adalah salah satu dari segelintir negara yang mengakui klaim Israel atas seluruh wilayah kota tersebut.

Selama 50 tahun terakhir, Israel telah membangun permukiman di daerah-daerah itu yang kini ditempati oleh lebih dari 600.000 warga Yahudi.

Palestina menegaskan pembangunan itu melanggarar hukum internasional dan menjadi batu sandungan dalam perundingan perdamaian, tetapi Israel menepisnya.

Selama 25 tahun terakhir, perundingan perdamaian kadang kala digelar, namun hingga kini belum berhasil menyelesaikan konflik.

Terkait perdamaian kedua belah pihak, sepertinya tidak bisa terjadi dalam waktu dekat.

Rencana paling baru, yang ditawarkan Amerika Serikat ketika Donald Trump menjabat presiden, ditolak oleh Palestina karena dianggap condong ke Israel dan pada akhirnya tidak pernah diterapkan.

Perjanjian damai apa pun di masa depan akan memerlukan kesepakatan kedua pihak untuk menuntaskan masalah-masalah yang rumit. (yud/bbc)

Baca juga:

Tags :
Kategori :

Terkait