Kades Lebakwangi Didemo Warga

Senin 26-08-2013,14:21 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

*Gara-gara SMS Ingin Mengusir Bidan Desa   KUNINGAN- Kepala Desa (Kades) Lebakwangi, Tarsim Asirin, harus berhadapan dengan warganya. Tindakan Tarsim yang akan mengusir bidan desa bernama Ika, menuai reaksi protes warga. Mereka lalu mendemo sang kades, sekaligus memintanya tak mengusir sang bidan dari desa. Data yang diterima Radar, Tarsmin mengirimkan SMS  ke bidan dan meminta untuk meninggalkan posyandu. Kades sendiri melakukan tindakan itu karena ada aduan dari warga terkait tindakan bidan yang selama ini dinilai salah dalam menempati gedung dan menyimpan barang. Pengusiran yang dilakukan oleh kades tersebut ternyata didengar oleh warga desa. Tidak ingin bidan Ika pergi dari tempat itu, warga langsung mendatangi bidan yang tingggal di Dusun Puhun dan meminta informasi mengenai kebenaran tersebut. Ika yang warga Indramayu itu membenarkan ada SMS mengenai pengusiran itu. Warga yang tak terima, langsung mendatangi rumah kades dan menyuruhnya untuk mendatangi posyandu yang didiami bidan. Dalam pertemuan itu, akhirnya kades mengaku pernah mengirim SMS tentang ancaman pengusiran itu. Karena terus didesak warga, sang kades pun membatalkan rencana itu. “Saya kecewa dengan tindakan kades itu. Padahal, kehadiran bidan ini sangat membantu warga disini dalam membantu lancarnya persalinan,” ucap Anggota BPD, Nana Juhana, yang juga perwakian dari Dusun Puhun. Tokoh masyarakat itu sangat menyayangkan sikap kades yang baru memimpin empat bulan itu. Harusnya, kata Nana, kades bisa menunjukan sifat seorang pemimpin yang diharapkan oleh masyarakat. Ia berharap kasus ini tidak terulang lagi, sehingga suasana desa dan warga menjadi tentram. Kades Tarsim Asirin yang dikonfirmasi Radar membantah melakukan pengusiran secara kasar. Ia hanya menyampaikan keluhan warga terkait tindakan yang dilakukan bidan yang menyimpan kursi dan meja di rumah warga. Warga ingin alat inventaris jangan disimpan di rumah warga, tapi di gedung posyandu. Kalau pun ternyata tidak bisa karena ruangnya ditempati bidan, harus mencari solusi agar tidak di rumah warga. “Kasus ini sudah beres karena setelah dilakukan musyawarah. Warga mau menerima barang inventaris disimpan di rumah warga. Tadinya diberikan pilihan kepada bidan untuk membuat bangunan lagi untuk menyimpan barang, namun yang bersangkutan tidak mau dengan alasan gedung pemerintah jangan ditambah dan dikurangi,” bebernya. (mus)

Tags :
Kategori :

Terkait