Departemen tersebut mengatakan akan meminta persetujuan dari Food and Drug Administration dan Dewan Etika Riset Kesehatan Filipina sebelum memulai studi, yang akan dilakukan di delapan wilayah di negara itu.
Pernyataan itu tidak menentukan berapa banyak orang yang akan berpartisipasi dalam studi tersebut. “Data relevan yang dihasilkan dapat memberikan dasar bagi pedoman kebijakan Departemen Kesehatan tentang peluncuran vaksinasi terutama selama situasi persediaan vaksin terbatas atau kekurangan vaksin,” ungkap pernyataan itu. (jp)