“Luka batin itu bisa diabaikan, tetapi tidak bisa dilupakan,” kalimat itu diutarakan Bos GarudaFood Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto dengan nada bergetar.
KISAH masa lalu tentang bullying, benar-benar membekas dalam ingatannya. Menceritakannya kembali, bahkan membuatnya tercekat sejenak. Beberapa saat.
Sudhamek dilahirkan sebagai bungsu dari 11 bersaudara. Nama Sudhamek diberikan ketika ia berusia 3 bulan.
Sedangkan Agoeng Waspodo Soenjoto adalah nama tambahkan, yang diberikan ketika pemerintah orde baru mewajibkan warga Tionghoa mengganti nama.
“Sudhamek itu Bahasa Pali, Su dengan Dhama. Dalam bahasa sansakerta padanannya Sudharma,” kata Sudhamek, menjelaskan asal usul namanya.
\"Tidak ada orang yang pakai nama Dhamek itu. Saya belum ketemu orang yang namanya sama,\" tuturnya.
Adanya tambahan nama belakang itu, dilakukan kurang lebih ketika dirinya memasuki usia SMA. Sejak itu, namanya menjadi panjang. Sehingga kini dikenal dan singkat jadi Sudhamek AWS.
“Ayah itu, suka dengan simbol-simbol. Termasuk nama itu, ada simbol-simbol,” tuturnya, dalam wawancara dengan Coach Yudhi Candra, dan ditayangkan di Youtube.
Belakangan, dirinya baru memaknai nama tersebut. Sebagai Budhis dan mendalami Budhisme, nama itu seperti perjalanan hidup yang dijalaninya.
Su berarti baik. Dhamek adalah Dharma. Artinya, menjalani ajaran agama. Menjalani ajaran agama dengan baik.
\"Kalau itu saya jalankan, saya akan menjadi Agoeng atau berhasil. Tapi setelah berhasil tidak ada Waspodo atau kewaspadaan, di situ akan kesandung. Soenjoto adalah konsep dalam budhisme, itulah pencapaian tertinggi dalam perjalanan spiritual,” bebernya.
Baca juga:
- Dugaan-dugaan Awal Semburan Lumpur di Desa Cipanas Dukupuntang
- Sebut Jokowi Presiden Top, Yusuf Mansur: Izinkan Saya Mencintainya