JAKARTA - Bencana asap di Riau tampak belum akan berakhir dalam waktu dekat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi polusi asap akan mencapai puncak pada Oktober nanti. \"Oktober adalah puncak pembakaran lahan dan hutan di Sumatera,\" ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kemarin. Dalam keterangannya, Sutopo sudah enggan menggunakan istilah kebakaran. Bagi pihaknya, lahan dan hutan di Riau memang sengaja dibakar. Fakta di lapangan memang menyebutkan jika lahan-lahan yang didominasi perkebunan sawit itu sengaja dibakar. Karena kabut asap semakin pekat, sejumlah penerbangan masih belum terakomodir di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru hingga tadi malam. Jarak pandang berkurang sehingga tidak memungkinkan pesawat untuk mendarat. Informasi yang diperoleh Jawa Pos (Radar Cirebon Group) menyebutkan, sejak pagi hingga siang kemarin ada enam jadwal pendaratan pesawat ke bandara tersebut yang terganggu asap. Pesawat Garuda Indonesia Jakarta-Pekanbaru terpaksa mendarat di Bandara Kualanamu, Sumut. Kemudian, satu pesawat asal Singapura juga urung mendarat dan kembali ke bandara Changi. Selebihnya, empat penerbangan domestik lain menuju Riau terpaksa di-delay. Bagaimana tidak, jarak pandang kemarin pagi hanya berkisar 300 meter. Meski saat siang membaik menjadi 800 meter, pilot tidak mau ambil risiko. Hanya pesawat dari Riau saja yang berhasil take off kemarin. Sutopo mengatakan, pihaknya sudah mengantisipasi datangnya bencana tersebut sejak Juni lalu. Menurut dia, selama belum ada langkah penegakan hukum yang konkret, bencana asap masih akan terus terjadi. Melihat perkembangan penegakan hukum pembakar hutan Juni lalu, pihaknya memutuskan tetap menyiagakan sejumlah peralatan pemadam, pesawat, dan helikopter. \"Kami gunakan Heli Bolco dan Sikorsky yang mampu mengangkut 4.500 liter air sekali terbang untuk keperluan water bombing,\" terangnya. Sementara itu, untuk pemadaman dari barat tetap menggunakan tenaga dari para manggala agni. Kendala pemadaman pun masih sama, yakni lokasi titik api yang berada di bawah lahan gambut. Sementara itu, Pemerintah pusat memastikan bakal terus bersiaga di Riau. Posko-posko pemadam kebakaran di Riau akan terus disiagakan. Hal tersebut disampaikan secara langsung oleh Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono di Kantornya, Jalan Merdeka Barat, Jakarta, kemarin (28/8). Agung menjelaskan, posko-posko tersebut akan disiagakan hingga akhir bulan Oktober. \"Pemerintah akan tetep concern pada hal tersebut. Oleh karenanya, posko akan terus disiagakan,\" kata Agung. Agung juga menuturkan, saat ini telah disiapkan kurang lebih sekitar 500 personil untuk menuntaskan kebakaran yang kembali terjadi tersebut. Selain itu, pemerintah juga telah menyiapkan dua pesawat Cassa, dua Heli Bolco, dan satu pesawat Sirkorsy untuk melakukan tindakan pemadaman. Mulai dari hujan buatan maupun water bom untuk dijatuhkan di titik-titik api. Ia juga meminta para masyarakat untuk bekerja sama dalam hal menjaga lingkungan mereka. Ia meminta mereka untuk tidak lagi membakar lahan atau alang-alang yang ada di sekeliling mereka. \"Terutama saat musim panas seperti ini, kebakarang menjadi sangat rawan. Jadi saya meminta masyarakat untuk bekerja sama lah,\" ajaknya. Saat ini, dari 25 tersangka dalam 12 kasus hukum kebakaran hutan di Riau, baru satu koorporasi, PT Adei Plantation, yang ditangani oleh pihak berwajib. Sisanya masih belum ada kejelasan lagi oleh pihak berwajib, bagaimana nasib mereka selanjutnya di mata hukum. (byu/mia/kim)
Bencana Asap Terparah di Oktober
Kamis 29-08-2013,10:58 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :