Corona Naik, Larangan Mudik Tak Efektif

Rabu 16-06-2021,18:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

LONJAKAN kasus Covid 19 yang hampir menyentuh 10 ribu membuktikan larangan mudik pada libur Idul Fitri lalu tidak efektif menekan penyebaran corona. Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menilai larangan mudik lalu tetap tidak bisa mencegah masifnya mobilitas masyarakat.

Ia menjelaskan, jika dibandingkan dengan libur Natal dan Tahun Baru lalu yang tidak ada pelarangan mudik, ledakan kasus covidnya hampir sama dengan ada larangan mudik. Kasus harian pasca libur Natal dan Tahun Baru di kisaran 9-10 ribu. Jumlah kasus harian pasca lebaran juga di kisaran itu. “Padahal semua diberlakukan sangat ketat, termasuk persyaratan perjalanan. Ini membuktikan bahwa larangan mudik tidak efektif menekan covid,” Kata Sigit.

Bukti lain, kata Sigit, meski pemerintah melarang mudik Lebaran 2021, namun, total jumlah pemudik tahun ini justru meningkat jika dibandingkan pada 2020. Hal itu tergambar dalam data hasil Operasi Ketupat 2021 yang menunjukan adanya peningkatan kecelakaan, adany peningkatan pelanggaran lalu lintas, pelanggaran protokol kesehatan yang naik lebih dari 100 persen dibandingkan 2020.

Ia melanjutkan, jika pemerintah mengklaim bahwa larangan mudik ini dapat menekan mobilitas warga, faktanya tidak begitu. Masyarakat mensiasati mudik lebih awal. “Bahkan, hasil Operasi Ketupat 2021 menunjukan peningkatan, baik angka kecelakaannya, pelanggaran prosesnya maupun pelanggaran aspek keselamatan di jalan raya. Jadi, larangan mudik tidak efektif menekan mobilitas warga,” tandas Sigit.

Sementara itu, Ibu Kota Jakarta dalam kondisi waspada penyebaran Covid-19. Aparat keamanan pun akan melakukan razia. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan pihaknya akan kembali menggencarkan operasi. Terutama untuk menindak para pelanggar protokol kesehatan.

“Jakarta saat ini sedang tidak baik. Kita tahu bersama, angka kasus aktif Covid-19 mengalami kenaikan sekitar 359-400 dalam waktu sepuluh hari,” ungkapnya, Selasa (15/6).

Kenaikan kasus aktif tersebut terbukti dari meningkatnya keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet, Kemayoran yang mencapai di atas 75,19 persen. “Sekarang ini sudah di atas 75 persen ya, sementara sebelum Lebaran tingkat keterisian hanya 15 persen, ini tentu peningkatan yang bombastis,” tuturnya.

2

Maka dari itu, Yusri menyebut gelaran operasi yustisi ini merupakan bentuk upaya yang dapat dilakukan Polda Metro Jaya dalam rangka meminimalisir penyebaran Covid-19, melalui preventif strike atau pencegahan dan penegasan ke masyarakat.

Nantinya, ratusan personel gabungan dari TNI-Polri beserta Satpol PP akan mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19. “Sebenarnya, operasi yustisi telah digelar hanya saja masyarakat terlena dan lupa sehingga kembali kita gencarkan lagi,” jelasnya.

“Untuk saat ini, orang-orang yang berkerumun kita bubarkan, lebih dari lima orang juga dibubarkan. Baik tempat hiburan, rumah makan yang lewat waktunya akan kita tutup dan masyarakat akan kembali kita disiplinkan,” tegasnya. (gw/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait