Ia mengungkapkan, dalam Pasal 2 ayat 2, Perpres 61/2011 menjelaskan bahwa “Kegiatan RAN-GRK meliputi : Pertanian, Kehutanan dan lahan gambut, Energi dan Transportasi, Industri, Pengelolaan Limbah, Kegiatan Pendukung lainnya”.
Sementara, dalam Pasal 3 ayat 2, menyatalan bahwa “RAN-GRK merupakan pedoman bagi “ Kementerian/Lembaga dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi rencana aksi penurunan emisi GRK dan Pemerintah daerah dalam penyusunan RAD-GRK”.
Ia mengungkap, pada awalnya pemerintah dalam pertemuan G-20 di Pittsburg telah sepakat untuk melakukan penurunan emisi GRK sebesar 26 persen dengan usaha sendiri dan mencapai 41 persen dengan bantuan internasional pada tahun 2020 dari kondisi tanpa adanya rencana aksi (bussines as usual /BAU).
Akan tetapi, pertemuan G-20 tersebut diratifikasi menjadi 29 persen dengan usaha sendiri dan mencapai 41 persen jika mendapat bantuan internasional pada 2030 dari kondisi tanpa adanya rencana aksi.
“Target kita besar sekali untuk mengurangi emisi GRK, di mana untuk sektor energi sendiri mencapai 314 juta ton CO2 dengan kemampuan sendiri dan sebesar 392 juta ton CO2 dengan bantuan internasional pada 2030.
“ini adalah suatu PR yang sangat besar, terlebih lagi dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) kita memilik target penggunaan EBT sebesar 23 persen di 2025, dan butuh effort yang cukup besar agar target tersebut dapat tercapai,” tuturnya.
Menurutnya, yang harus dilakukan oleh pemerintah bersama stakeholder dalam mengurangi emisi GRK yaitu, pemanfaatan listrik yang bersumber dari EBT; penerapan efisiensi energi; penggunaan bahan bakar nabati (BBN); carbon capture, utilization and storage (CCUS); transisi energi; serta optimalisasi gas suar.
“Buat saya ini cukup berat karena masih ketergantungan dengan energi murah terutama batubara. Saya kira transisi energi harus tetap dilakukan secara bertahap, terlebih lagi kita masih memiliki target-target yang memang harus dicapai seperti 1 juta barel di 2030, pembangunan RDMP (Refinery Development Master Plan) dan GRR (Grass Root Refinery) sedang berjalan,” pungkasnya. (fin)