PARA migran dari Prancis menuju Inggris yang menyeberang melalui Selat Inggris menggunakan kapal-kapal kecil mencapai jumlah terbanyak di tahun ini.
Para migran tersebut datang dari Afrika, Timur Tengah dan Asia Selatan. Kebanyakan dari mereka berusaha lari meninggalkan konflik atau kemiskinan.
Bagian Selat Inggris tertentu lebarnya hanya sekitar 30 kilometer. Para migran biasanya menaiki kapal-kapal karet yang penuh sesak di jalur perkapalan tersibuk di dunia tersebut.
Pemerintah Inggris berusaha mencegah para migran dengan menjadikan hal tersebut sebagai pelanggaran kriminal.
Dinas intelijen Inggris dan Perancis mengatakan penyeberangan itu dikoordinasi oleh jaringan penyelundup.
\"Kelompok itu mematok biaya sekitar 43 juta rupiah per orang,\" terang Dinas intelijen Inggris dan Prancis, diberitakan Peristiwa RMOLJabar, Selasa (3/8).
Polisi Perancis berpatroli di pantai untuk mencegat para migran. Tapi pantai tersebut terlalu luas untuk mencegah semua kedatangan. Setibanya di perairan Inggris, para migran harus dibawa ke darat berdasarkan UU internasional.
Rekor tertinggi yang terjadi dalam seahri pada bulan lalu mencapai 430 orang yang melakukan penyeberangan.
Berdasarkan data PA Media yang dikumpulkan dari statistik pemerintah, tahun ini jumlah totalnya sekitar 8.500. Angka tersebut lebih tinggi dari sepanjang 2020, ketika 8.461 orang melakukan penyeberangan. (*)