Chaguan Afghan

Jumat 20-08-2021,10:30 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

Itu tahun 2003.

Memang sejak dulu sudah ada bus umum jurusan Pakistan–Tiongkok. Lewat puncak Khyber. Hubungan kedua negara sangat mesra. Sejak dulu.

Tiba di Pakistan, Hongming langsung mengarah ke kota Peshawar. Ganti-ganti bus. Di situlah ia mendatangi konsulat Afghanistan. Minta visa turis. Berhasil. Meski hanya boleh dua minggu.

Dari Peshawar-lah Agustinus memasuki Afghanistan. Langsung menuju Kandahar ”ibu kota” Taliban. Lalu ke Kabul.

Hongming merasakan negeri itu seperti penuh misteri. Masih asli. Seperti belum pernah tersentuh peradaban baru.

Visa habis, Agustinus pun kembali ke Beijing. Menyelesaikan kuliahnya. Begitu lulus ia langsung berangkat ke Afghanistan lagi. Kali ini ia lewat rute yang lebih rumit lagi: Beijing–Tibet–Nepal–India–Pakistan–Afghanistan.

Itu tahun 2006. Ketika India-Pakistan belum tegang lagi. Berarti Hongming menyeberangi perbatasan India-Pakistan di Wagah. Yang setiap sore dilakukan upacara militer yang lucu sekali itu. Yang saya juga tertawa-tawa menyaksikannya.

Kali ini Agustinus berbulan-bulan di Afghanistan. Dengan sangu hanya 300 dolar. Ia menyelami budaya lokal Afghanistan yang mengesankan. Terutama budaya kedai tehnya.

Tags :
Kategori :

Terkait