Masih Aman dari Varian C.1.2, Pemerintah Antisipasi Melalui Pengawasan Lalu Lintas Orang dari Luar Negeri

Jumat 17-09-2021,21:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

JAKARTA- Mutasi virus Covid-19 jenis C.1.2 diketahui sudah mulai menyebar ke berbagai negara. Hingga saat ini varian baru tersebut belum terdeteksi masuk wilayah Indonesia.

“Varian C.1.2 belum masuk di Indonesia. Jadi untuk sementara ini tidak perlu dikhawatirkan,” kata Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio di Jakarta, Kamis (16/7).

Dia mengatakan situasi tersebut diketahui berdasarkan pemeriksaan sekuensing yang dilakukan Eijkman bersama sejumlah laboratorium lain di bawah Kementerian Kesehatan.

Dia belum bersedia berkomentar soal varian C.1.2. Apakah lebih ganas dari varian pendahulunya atau tidak. Amin menjelaskan fakta tersebut perlu penelitian lebih mendalam.

Hal senada disampaikan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi. “Hingga saat ini tidak kurang dari 6.253 hasil sekuensing telah dilaporkan. Dari total tersebut 2.252 adalah varian delta ditemukan di 33 provinsi di Indonesia,” jelas Nadia.

Dilansir berdasarkan laporan mingguan Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Puslitbangkes) Kemenkes RI periode 28 Agustus hingga 3 September 2021, terdapat publikasi dari peneliti di Afrika Selatan terkait munculnya varian C.1.2.

Menurut laporan itu, varian C.1.2 merupakan turunan dari varian C.1 pada Mei 2021 di Afrika Selatan. Berdasarkan pengamatan peneliti, varian ini memiliki susunan mutasi yang merupakan gabungan dari beberapa mutasi yang terdapat pada varian alfa, beta, gamma, delta dan lambda serta mutasi baru (C136F, Y449H and N679K).

2

“Selain C.1.2, Kemenkes juga berupaya melakukan pelacakan varian lainnya, seperti lambda dan Mu maupun varian lokal di Indonesia,\" tukasnya.

Pemerintah, lanjutnya, mengantisipasi masuknya varian baru melalui pengawasan lalu lintas orang dari luar negeri di pintu-pintu masuk wilayah Indonesia. “Kita terus berkonsultasi dengan WHO untuk terus memperbarui informasi terkait varian-varian baru yang berpotensi masuk dan menyebar di Indonesia,\" tandas Nadia.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan tren penurunan kasus Covid-19 yang terus terjadi di Tanah Air harus disikapi dengan optimistis namun penuh kehati-hatian.

“Alhamdulillah kasus Covid-19 terus menunjukkan tren penurunan. Kita sangat optimis, tetapi kita juga tetap harus selalu waspada. Sebagai negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia tidak masuk dalam 10 besar jumlah kasus tertinggi di dunia,” ujar Jokowi dalam acara virtual UOB Economic Outlook 2022 Empowering the Indonesian Economy for Stronger Recovery, Rabu (15/9).

Diungkapkan Presiden, kasus harian terus menurun sejak mencapai puncaknya di tanggal 15 Juli dengan 56 ribu kasus hingga menjadi 2.577 kasus pada 13 September 2021. “Persentase kasus harian kita sebesar 13,6 kasus harian per satu juta (penduduk), jauh di bawah negara-negara tetangga kita Asean,” ungkapnya.

Tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) nasional juga menurun hinga menjadi 13,8 persen. “BOR Wisma Atlet yang dulu sempat 92 persen, saat ini juga turun menjadi 7 persen,” ujar Presiden.

Per 12 September 2021, positivity rate harian Indonesia berada di 2,64 persen, lebih baik dari persentase global yaitu 8,34 persen. Sedangkan tingkat kesembuhan mencapai 94,03 persen, juga di atas rata-rata dunia yang berada di angka 89,59 persen.

Terkait vaksinasi, jika dihitung dari jumlah orang yang divaksin, Indonesia sudah mencapai 72,76 juta orang atau 34,94 persen dari target. Sementara dari segi dosis yang telah disuntikkan capaiannya berada di angka 42,2 persen. Presiden menegaskan, pemerintah akan terus meningkatkan laju vaksinasi nasional.

Tags :
Kategori :

Terkait