KUNINGAN – Sekelompok mahasiswa STIKes Kuningan (STIKKu) mengembangkan produk sabun cuci tangan berbentuk kertas dengan kandungan bahan-bahan alami. Mereka adalah Icka Irma, Elina Haqie, Regia Rohmania Putri, Rita Nuryati dan Nita Agustina Sari, yang sedang melakukan Kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan 2 (PBL 2) di Desa Cipaku Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka.
Ketua Kelompok Icka Irma mengatakan, inovasi tersebut awalnya terpikirkan karena masih banyak masyarakat terutama di Desa Cipaku yang bepergian keluar rumah tanpa mematuhi protokol kesehatan (prokes). Sehingga, para mahasiswa ingin mengedukasi terkait Covid-19 dan bagaimana melakukan aktivitas di luar rumah namun tetap memperhatikan prokes 5M dan meningkatkan imunitas tubuh.
“Sabun dalam bentuk kertas agar praktis dibawa kemana-mana. Pembuatan sabun kertas ini terinspirasi dari pembuatan sabun kertas oleh mahasiswa Unpad dari bahan daun dadap dan air kelapa,\" kata Icka kepada Radar Kuningan, kemarin (27/9).
Akan tetapi, kata Icka, bahan tersebut dimodifikasi menggunakan antiseptik serupa dari daun sirih, jeruk nipis yang juga dapat menghilangkan aroma bau, dan lidah buaya yang bisa melembabkan kulit, karena bahan tersebut pun lebih mudah dijumpai di lingkungan sekitar.
\"Oleh sebab itulah kami namakan produk ini Alperlime Paper Soap singkatan dari aloevera (lidah buaya), piper bettle (daun sirih) dan lime (jeruk nipis). Adapun kertas yang digunakan adalah Water Soluble Translucent Paper, jenis kertas yang dapat larut air,” ungkap Icka.
Selain mengembangkan sabun kertas, mereka juga berinovasi membuat jamu sehat dari bahan kunyit yang dapat meningkatkan imunitas tubuh terutama di masa pandemi Covid-19. Kunyit memiliki kandungan anti inflamasi, antiperadangan, dan antioksidan sehingga memiliki banyak manfaat bagi tubuh.
\"Pembuatan jamu kunyit asam selain dapat meningkatkan kekebalan tubuh juga dapat meredakan nyeri haid, mengendalikan gula darah, meredakan peradangan, membersihkan tubuh dari racun, mengatasi keputihan, mengempiskan perut kembung, meningkatkan fungsi otak, dan sebagainya,\" ujar Icka.
Menurut Icka, produk Alperlime Paper Soap ini ada rencana untuk dipasarkan. Namun menunggu saran dan masukan dahulu dari institusi, sambil melengkapi kajian yang mereka lakukan.
“Kami telah berkonsultasi bersama dosen pembimbing dan menyerahkan beberapa sampel ke prodi, alhamdulillah responsnya baik, beliau mengapresiasi inovasi yang kami kembangkan,\" ujar Icka.
\"Kami berharap, Alperlime bisa sangat berguna bagi masyarakat dan dapat meningkatkan perilaku masyarakat dalam mencuci tangan pakai sabun karena produk ini mudah dibawa kemana pun,\" imbuhnya.
Inovasi ini disambut dengan sangat baik oleh masyarakat Desa Cipaku dan Prodi Kesehatan Masyarakat STIKKu. Karena tak hanya menggali sumber daya alam tempat PBL, mereka juga melakukan pengembangan agar produk yang dihasilkan bisa bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri terutama dari segi kesehatan.
“Adik-adik mahasiswa ini sangat kreatif dan inovatif, masyarakat yang sebelumnya hanya menjual kunyit karena banyaknya SDA tersebut, sekarang setelah mendapat edukasi menjadi tahu bahwa kunyit ini ternyata bisa dijadikan minuman sehat untuk meningkatkan imun dan bisa dibuat sendiri di rumah. Selain itu, adanya inovasi sabun kertas pun merupakan hal baru bagi kami dan tentunya bermanfaat pula bagi masyarakat,\" tutur Sunarya, Kepala Desa Cipaku. (muh)