JAKARTA — Pernyataan kontroversial Mantan Panglima TNI Gatot NUrmantyo soal TNI disusupi komunis tentu bukannya tanpa tujuan.
Pernyataan Gatot itu berkaitan dengan pembongkaran sejumlah patung sejumlah tokoh militer di Museum Dharma Bhakti Kostrad.
Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti menilai, setidaknya ada dua target yang sedang disasar oleh Gatot Nurmantyo.
Yang pertama, lewat pernyataan itu Gatot Nurmantyo bermaksud membuat namanya kembali jadi sorotan sehingga diperbincangankan publik.
Baca juga:
- Terungkap, Inilah Hasil Investigasi Pihak Eksternal Atas Insiden Kilang Balongan
- Dugaan Korupsi RTH Alun-alun Jatibarang, Proyek Rp14,4 Miliar, Diembat Rp2 Miliar
Dalam beberapa bulan belakangan, memang tidak ada isu yang membuat nama Gatot diperbincangkan. “Setidaknya isu ini akan mencuatkan nama beliau,” jelas Ray Rangkuti.
Yang kedua, Ray Rangkuti menyebut bahwa Gatot sedang membentuk citra dirinya sebagai tokoh anti-komunis.
Menampilkan citra diri sebagai anti-komunis masih dinilai seksi sehingga menjadi daya tarik di dunia politik.
Menurut Ray Rangkuti, memang selalu tersedia jumlah pemilih dengan isu bangkitnya komunisme. Meski begitu, dia juga melihat dua sisi yang bertentangan dari isu ini.
Sebab, menurut dia, semakin banyak masyarakat memahami bahwa komunisme atau PKI terkadang hanya sekadar dijadikan komoditi isu di dunia politik.
Baca juga: