JAKARTA- Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syarief Abdullah Alkadrie menilai anggaran bagi Badan SAR Nasional (Basarnas) harus menjadi perhatian, baik dari legislatif maupun eksekutif. Menurut Syarief, kondisi negara Indonesia sudah sedemikian ‘akrab’ dengan bencana alam, sehingga Basarnas harus berada di garda terdepan pencarian dan penyelamatan korban musibah.
“Kita sebagai negara maritim dan berada di cincin api, sering terjadinya ini persoalan bencana, baik gempa, tsunami, termasuk juga cuaca ekstrem. Tentu biasa terjadi hal-hal bencana yang tidak kita inginkan. Karena itu sudah tentu saja Basarnas ini harus berada di depan penanganan bencana alam,” jelas Syarief, dikutip dari laman resmi DPR RI, kemarin.
Menurut Syarief, anggaran Basarnas masih dalam kondisi yang belum optimal untuk penanganan bencana lama, baik untuk penambahan fasilitas, sarana-prasarana, hingga personil baru. Karena itu, Politisi Partai NasDem ini berkomitmen agar anggaran Basarnas dapat bertambah secara bertahap memenuhi kebutuhan minimum.
“Komisi V selalu memperjuangkan untuk kepentingan Basarnas. Tapi, kita memahami memang saat ini ada pandemi sehingga banyak anggaran di-refocusing. Tapi, Anggota Komisi V concern untuk perjuangkan, karena negara ini sudah menjadi ‘negara bencana’. Jadi salah satu penopangnya adalah Basarnas,” pesan Syarief Abdullah Alkadrie.
Diketahui, dalam Nota Keuangan RAPBN 2022, Basarnas mendapatkan anggaran sebesar Rp1,9 triliun. Anggaran ini terbagi untuk dukungan manajemen sebesar Rp907 miliar, kemudian program pencarian dan pertolongan pada kecelakaan dan bencana mendapat alokasi sebesar Rp1,059 triliun.
Kepala Basarnas Marsekal Muda TNI Henri Alfiandi beberapa waktu lalu mengakui pagu anggaran tersebut masih tidak mencukupi rencana kerja Basarnas ke depan. Dia mengatakan, program Basarnas, yaitu salah satunya multiyears tidak akan tercukupi. (jrl)