ANCAMAN nuklir dan rudal Korea Utara menjadi perhatian Korea Selatan. Karenanya, militer Korea Selatan bersama Amerika Serikat terus memperkuat pencegahan.
Dikutip kantor berita Politik RMOLJabar, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) dalam laporan audit parlemen tahunannya mengatakan Seoul meningkatkan kemampuan serangan dan pertahanan misilnya.
“Korea Utara terus meningkatkan kemampuan nuklir dan misilnya, dengan pembicaraan denuklirisasi yang telah lama terhenti,” kata agensi tersebut mengutip laporan JCS.
\"Menghadapi berbagai tantangan seperti penutupan perbatasan dan kesulitan ekonomi yang memburuk akibat Covid-19, Korea Utara dapat melakukan provokasi militer untuk menyeimbangkan, meskipun ada kemungkinan dialog,\" tambahnya.
Pekan lalu, Korea Utara menguji coba rudal anti-pesawat yang baru dikembangkan, sebagai bagian dari rangkaian peluncuran rudal dalam beberapa pekan terakhir yang meningkatkan ketegangan di semenanjung Korea.
Pada hari Senin, Korea Utara dan Korea Selatan memulihkan jalur komunikasi lintas batas yang terputus oleh Pyongyang pada bulan Juli, meningkatkan harapan untuk dimulainya kembali dialog antar-Korea yang terhenti.
Tahun lalu, Korea Utara meledakkan kantor penghubung, dan secara sepihak memutus semua jalur komunikasi antar-Korea melalui selebaran anti-Pyongyang yang dikirim dari Korea Selatan.
Hotline tersebut sempat kembali beroperasi pada akhir Juli sebelum ditangguhkan Korea Utara sebagai protes terhadap latihan militer gabungan tahunan Korea Selatan dan AS.(*)