FILIPINA- Persaingan untuk menjadi orang nomor satu di Filipina kian ketat. Selasa(5/10) Ferdinand ”Bongbong” Marcos Jr memastikan akan ikut mencalonkan diri di Pemilu Presiden Mei 2022. Dia mengumumkan kabar itu lewat siaran Facebook live.
”Saya akan membawa kembali kepemimpinan yang mempersatukan negara kita,” ujar putra mendiang diktator Ferdinand Marcos tersebut seperti dikutip Agence France-Presse.
Politikus yang biasa dipanggil Bongbong itu sepertinya ingin membangun kembali kebangkitan klan keluarganya. Sosok sang ayah adalah bagian sejarah Filipina dengan segala kontroversi saat berkuasa.
Bongbong akan memecah perolehan suara kandidat yang lain. Meski ayahnya dilabeli kleptokrat, popularitas Bongbong masih tinggi. Dia memiliki popularitas ke-2 setelah Sara Duterte, putri Presiden Rodrigo Duterte, dalam survei yang digelar Pulse Asia Research.
Pada Pemilu 2016, Bongbong berusaha menjadi wakil presiden, tetapi dia kalah oleh Leni Robredo. Bongbong menuding Robredo curang. Dia berjuang selama 5 tahun lewat jalur hukum untuk menentang hasil pemilu. Februari lalu, pengadilan menolak gugatannya. Bagi keluarga Marcos, kekalahan itu adalah pukulan telak. Ketika mendiang ayahnya kehilangan kekuasaan pada 1986 akibat revolusi rakyat Filipina, keluarga Marcos terpaksa mengasingkan diri ke AS. Mereka berharap bisa kembali ke tanah airnya dengan mengangkat kepala.
Dalam pidatonya, Bongbong berjanji membawa Filipina bersatu dalam melayani negara, menghadapi krisis dan tantangan masa depan. ”Bergabunglah dengan saya dalam tujuan yang paling mulia ini dan kita akan sukses,” tegasnya. Sang ibu, Imelda, dalam beberapa wawancara pernah menyatakan memimpikan putranya menjadi presiden.
Selain Bongbong, petinju Manny Pacquiao dan selebriti yang menjadi wali kota Francisco Domagoso memastikan diri ikut dalam bursa pencalonan presiden. Sementara itu, Leni Robredo belum memberikan kepastian. Namun, jika dia maju, partai-partai oposisi siap mengusungnya. Di lain pihak, Sara yang diunggulkan di berbagai polling juga masih bungkam. Hanya sang ayah, Duterte, yang berkoar bahwa putrinya bakal maju.
Duterte di lain pihak sejatinya adalah sekutu keluarga Marcos. Ketika Duterte berkuasa, jenazah Ferdinand Marcos dimakamkan dengan prosesi kepahlawanan. Dia juga menggulirkan ide untuk menghentikan perburuan harta hasil korupsi yang disembunyikan keluarga Marcos. Di lain pihak, Bongbong berkali-kali menegaskan mendukung perang narkoba Duterte. Beberapa pengamat memperkirakan Bongbong berkoalisi dengan Sara. Jika itu terjadi, mereka bakal sulit terkalahkan. (sha/c12/bay)