CIREBON - Akademi Maritim (AKMI) Suaka Bahari Cirebon menggelar kegiatan Pembekalan dan Pelepasan Cadet Prala (Praktik Kerja Laut). Ada 11 cadet dari Program Studi (Prodi) Nautika dan Teknik Angkatan XXXIII, akan mengikuti Prala di Kapal milik PT Pertamina Internasional Shipping.
Upacara pembekalan dan pelepasan tersebut berlangsung di halaman Kampus AKMI Suaka Bahari, Jalan Jenderal Soedirman Nomor 156, Ciperna, Jumat (10/12). Prosesi tersebut dihadiri jajaran petinggi kampus dan civitas akademika dari lembaga pendidikan pencetak tenaga kepelautan tersebut, serta perwakilan dari sejumlah orang tua siswa.
Direktur AKMI Suaka Bahari Cirebon, Asep Rahmat SH MH mengatakan, 11 cadet akan menjalani Prala selama satu tahun di kapal milik PT Pertamina Internasional Shipping. Selama itu, mereka akan mempraktikkan semua hasil pembelajaran yang telah diterima di AKMI Suaka Bahari, selama kurang lebih 2 tahun atau 4 semester.
“Setiap tahun, kita biasa mengirim cadet untuk praktik berlayar. PT Pertamina salah satunya. Prala ini akan berlangsung selama satu tahun, tidak boleh kurang, kalau lebih, tidak masalah,” ungkap Asep usai kegiatan pelepasan.
Asep menjelaskan, cadet yang bisa mengikuti praktik laut di kapal milik PT Pertamina Internasional Shipping, merupakan yang sudah lolos uji kompetensi atau tes yang dilakukan PT Pertamina sendiri. Mereka juga akan melakukan report apa saja yang dilakukan di sana. Karena ini merupakan praktik pembelajaran lapangan.
“Saat turun, ada dokumen yang harus dilaporkan setiap tiga bulan. Di PT Pertamina ini, bukan yang pertama kali. Kemudian ada juga yang melakukan Prala di kapal asing seperti Korea City Service. Anak-anak AKMI juga banyak yang di sana,” bebernya.
Lulusan AKMI Suaka Bahari, kata Asep, sudah banyak yang bekerja di perusahaan-perusahaan pelayaran niaga, baik BUMN, swasta dan juga asing. Pihaknya berpesan untuk semua yang menjalani Prala di PT Pertamina Internasional Shipping dan di mana pun berada, untuk tetap menjaga almamater AKMI Suaka Bahari Cirebon.
“Lulusan kami sudah tersebar di perusahaan-perusahaan BUMN dan perusahaan multinasional, baik dalam maupun luar negeri. Sebagian besar bekerja sebagai pelaut. Sementara sisanya bekerja sebagai tenaga administrator di pelabuhan. Terutama yang dari jurusan Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga dan Kepelabuhan (KPNK),” ujarnya. (awr/opl)