Bitcoin Melemah, Salah Satunya Penyebabnya Pemutusan Akses Internet Kazakhstan

Sabtu 08-01-2022,23:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

Bitcoin, Etherium dan kripto berkapitalisasi pasar utama serta lainnya kembali melemah hari ini, Jumat, 7 Januari 2022. Hal ini untuk menguji posisi terendah multi bulan setelah risalah dari pertemuan terakhir Federal Reserve (The Fed) menunjukkan itu condong ke arah tindakan kebijakan yang lebih agresif, yang melemahkan selera investor untuk aset berisiko.

Kemarin, pelaku pasar khawatir setelah notula rapat dari pertemuan bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) periode Desember 2021 menunjukkan bahwa para pejabat The Fed siap untuk bersikap lebih agresif atau hawkish dan ingin segera mengakhiri periode kebijakan moneter longgar.

“Para peserta rapat secara umum mencatat bahwa tidak bisa menghindari kenaikan suku bunga acuan lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Beberapa peserta rapat juga mencatat sudah saatnya mengurangi beban neraca (balance sheet) setelah kenaikan Federal Funds Rate,” tulis notulen itu.

Penurunan kripto berkorelasi dengan pergerakan ‘risk off’ di sebagian besar kelas aset tradisional dan Bitcoin Fear & Greed Index tidak menunjukkan mode greed dalam lebih dari satu setengah bulan.

“Karena sentimen negatif yang cenderung lebih panjang dari sebelumnya,” tulis David Saragih, Public Relation Manager Litedex Protocol  dalam sebuah laporan, dikutip Jumat, 7 Januari 2022.

Selain itu, Analis Crypto juga mengamati untuk melihat apakah protes anti-pemerintah di Kazakhstan, yang awalnya dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar, akan mempengaruhi jaringan bitcoin.

Negara Asia tengah itu adalah pusat penambangan bitcoin terbesar kedua di dunia, kata Cambridge Center for Alternative Finance Inggris tahun lalu. Pemerintah Kazakh akhir tahun lalu mulai menindak beberapa penambang, khawatir proses intensif energi menggunakan terlalu banyak daya.

Dikutip dari coinmarketcap.com, Ethereum (ETH) memimpin pelemahan pagi ini sebesar 3,81 persen dan 9,01 persen dalam sepekan. Kini, satu kepingnya dihargai sebesar US$3.386 atau setara Rp48 juta (kurs Rp14.364 per dolar).

Bitcoin (BTC), kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia, juga ikut memerah sebesar 1,38 persen dalam 24 jam terakhir. Angka ini semakin memperparah rapor merah Bitcoin dalam sepekan hingga 8,70 persen. Akibatnya, nilai Bitcoin kini terjerembab ke US$42.932 per keping.

Solana (SOL) juga merosot 3,38 persen dalam satu hari terakhir. Solana kini hanya dihargai sebesar US$146 per keping akibat tekanan dalam sepekan yang membuat nilainya turun hingga 14,47 persen.

Terra (LUNA) melemah tipis sebesar 0,63 persen, namun pelemahannya makin dalam hingga 11, 04 persen dalam sepekan. Kini satu keping Terra dihargai sebesar US$75,87 per keping.

Di lain sisi, mata uang kripto Cardano (ADA) justru memimpin penguatan. Cardano menguat 2,75 persen dalam sehari, namun masih turun 5,65 persen nilainya dalam sepekan. Kini satu kepingnya dihargai sebesar US$1,26.

Menyusul Cardano, Binance (BNB) naik 0,47 persen. Dengan kapitalisasi pasar sebesar US$78,35 miliar, satu keping Binance dihargai US$469. Ripple (XRP) juga ikut naik 0,15 persen dan dihargai sebesar US$0,77 per keping.

Polkadot (DOT) naik 0,15 persen, walau masih turun 7,28 persen dalam sepekan. Kini satu keping nya dibanderol US$26,32. Terakhir, penguatan ditutup oleh Tether (USDT) dan USD Coin (USDC) dengan kenaikan serupa yakni 0,01 persen.

Walau keduanya dibanderol dengan harga serupa US$1 per keping, nyatanya Tether memiliki kapitalisasi pasar jauh lebih tinggi yakni US$69,52 miliar, sementara USD Coin hanya US$4,4 miliar.

Tags :
Kategori :

Terkait