TIDAK disangka, kehidupan Ujang harus diwarnai pengalaman ngobrol dengan teman yang sudah meninggal.
Pengalaman ngobrol dengan teman yang sudah meninggal sehari sebelumnya itu, dialaminya sewaktu masih sering pulang pergi Cirebon-Jakarta.
Baca Juga!
Ujang yang tinggal di salah satu desa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kuningan ini, saat itu sedang memiliki usaha di ibu kota.
Perjalanan ke Jakarta dari Cirebon atau sebaliknya, bisa terjadi dalam seminggu sekali, bahkan setiap hari.
Memang, warga desa tersebut mayoritas memiliki tradisi mengadu nasib di luar kota, kebanyakan dari mereka Jakarta menjadi kota tujuan.
Ujang yang waktu itu mengurus bisnisnya di Jakarta, suatu ketika, urusan selesai dan berniat pulang ke Cirebon.
Dari Jakarta, dirinya memutuskan pulang kampung menggunakan bus yang memiliki ciri khas warna hijau jurusan Kuningan.
Dalam perjalanan, Ujang tidak memiliki pirasat apa pun, duduk santai sambil menikmati pemandangan yang dilewati bus selama perjalanan.
Menjelang magrib, bus sampai di Terminal Harjamuti Kota Cirebon, penumpang dengan tujuan Cirebon segera turun untuk berganti kendaraan.
Penumpang yang ingin melanjutkan perjalanan ke Kuningan tidak beranjak dari tempat duduk, mereka tetap di bus sambil mengamati penumpang yang baru naik.
“Kalau sudah lewat magrib, orang yang menuju arah Kuningan lebih memilih naik bus, meski elf jurusan Kuningan juga ada,” ujar Ujang mengenang waktu itu.
Satu persatu penumpang dari Terminal Harjamukti jurusan Kuningan naik, kursi yang sudah kosong di tinggal penumpang jurusan Cirebon, kembali tersisi.
Sejurus kemudian, Ujang dikagetkan dengan penumpang dengan wajah yang tidak asing bagi dirinya.
Orang tersebut merupakan teman di kampung halamannya, yang juga ikut naik bersama rombongan penumpang lain di Terminal Harjamukti.