radarcirebon.com, PURWOREJO - Ketegangan yang terjadi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo masih berlangsung. Ini menyusul kehadiran ribuan polisi yang melakukan pendampingin terhadap pengukuran tanah di desa tersebut.
Warga desa menolak dan melakukan perlawanan, tidak sedikit dari mereka yang diamankan oleh kepolisian. Rencanannya di desa tersebut akan dilakukan penambangan batu andesit.
Tagar #WadasMelawan masih ramai di dunia maya yang memprotes tindakan represif aparat kepolisian.
Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Indonesia Alissa Qotrunnada Wahid atau Alissa Wahid meminta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menunda pengukuran lahan tersebut.
Alissa Wahid yang juga Ketua PBNU itu menilai bahwa tindakan pengukuran lahan perlu dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan masyarakat setempat.
Dia juga meminta Kapolda Jateng untuk membebaskan warga Wadas yang ditahan oleh pihak kepolisian.
“Atas nama Gusdurian, kami meminta Kapolda Jateng untuk membebaskan warga Wadas yang ditahan. Juga meminta kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk menunda pengukuran tanah, dan lain-lain sampai kita selesai bermusyawarah, dan menghindarkan clash antara rakyat dengan aparat negara,” tegas Alissa Wahid melalui twitternya, Selasa (8/2/2022).
Ketegangan antara warga Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah dengan aparat kembali terjadi pada hari ini. Aktivis mengklaim bahwa ada 40 warga yang ditangkap aparat kepolisian termasuk pengacara publik dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta.
Divisi Advokasi LBH Yogyakarta sekaligus kuasa hukum Warga Desa Wadas, Julian Duwi Prasetia mengatakan, ribuan aparat dengan senjata lengkap menyerbu Wadas. Ia memperkirakan, ada sekitar ribuan polisi yang melakukan penyisiran desa Wadas.
“Dari keterangan warga, ada ribuan polisi dengan dilengkapi senjata lengkap,” kata dia.
Situasi Wadas saat ini juga dilaporkan melalui akun Twitter resmi @Wadas_Melawan. “Ribuan polisi sudah sampai jalan depan masjid, di mana seluruh masyarakat berkumpul, bermujahadah bersama di masjid. Diduga polisi tersebut juga mencopot dan merusak banner di sepanjang jalan,” tulis @Wadas_Melawan.
Sementara itu, Wakapolda Jateng, Brgjen Pol Abiyoso Seno mengklaim bahwa petugas kepolisian memberikan pendampingan untuk melakukan pengukuran lahan dan inventarisasi tanaman pohon dan apa pun yang ada di atas tanah tersebut.
“Tidak ada kericuhan tadi pagi dan sampai saat ini, yang tadi bawa sajam diamankan dan nantinya akan didalami keterangannya, total ada 20 orang,” kata Abiyoso seperti dilansir media lokal, purworejo.sorot.co. (ing)