KEJAKSAN– Krisis air bersih PDAM ke beberapa wilayah di Kota Cirebon segera dicarikan solusinya. Hari ini, anggota Komisi B DPRD Kota Cirebon Drs Priatmo Adji akan mendatangi direksi PDAM dan ingin mencari tahu penyebab pelayanan buruk yang terjadi di PDAM Kota Cirebon. \"Mudah-mudahan besok (hari ini, red) saya bisa ke PDAM. Ingin saya tanyakan seperti apa sebenarnya,\" ujarnya, kemarin. Permasalahan PDAM, diakui Adji telah disampaikan dalam rapat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di Kuningan. Dalam rapat tersebut, Adji mengaku, mempertanyakan kenaikan tarif yang tak diiringi oleh perbaikan pelayanan dan kenaikan debit air. DIRUT PDAM KE SAMADIKUN Sementara itu, warga RW 10 Samadikun Selatan, Kelurahan Kesenden, Kecamatan Kejaksan, menemukan solusi atas persoalan air PDAM selama ini. Bahkan, solusi ini menjadi proyek percontohan mereka bagi warga lain di Kota Cirebon yang merasakan hal yang sama. Solusi itu adalah membuat bak penampung air, solusi terdekat dan termurah. Direktur Utama PDAM Kota Cirebon Sopyan Satari SE MM turun langsung menemui warga RW 10 Samadikun Selatan, kemarin. Kehadiran Sopyan yang akrab disapa Opang itu tidak disia-siakan warga untuk berdikusi secara langsung dengan orang nomor satu di perusahaan air minum pelat merah itu. Ketua RW 10 Samadikun Selatan, sekretaris RW, tokoh pemuda mewakili asiprasi warga setempat untuk bertanya dan menyampaikan keluh kesah. Dari hasil diskusi sekitar satu jam, ditemukan berbagai akar masalah yang terjadi. Opang pun mengimbau agar warga Samadikun Selatan dan wilayah kurang terjangkau air PDAM lainnya untuk membuat bak penampung otomatis. Dengan proses mudah dan murah, langkah tersebut menjadi solusi tepat mengatasi persoalan yang selama ini dikeluhkan. “Model apa saja bisa, terpenting fungsinya bak penampung air,” ujarnya di rumah ketua RW 10 Samadikun Selatan, Selasa (22/10). Opang menjelaskan, saat air mengalir deras, bak penampung langsung terisi dengan sendirinya. Karena otomatis, warga dapat tidur nyenyak tanpa harus begadang menunggu alir mengalir di malam hari. Jika sudah memenuhi bak penampung air, otomatis kran akan tertutup dengan sendirinya. Konsep bak penampung otomatis tersebut, dibuat di bawah tanah dengan ukuran luas disesuaikan dengan kebutuhan. Secara otomatis, akan membuka tutup sendiri saat air mengalir. Solusi ini, kata Opang, menjadi solusi selamanya mengatasi persoalan air. Teori ini digunakan PDAM dalam mengatasi persoalan yang sama di tingkat Kota Cirebon. Di mana, dalam program Saluran Pengembangan Air Minum (SPAM) tahun 2014 nanti, PDAM Kota Cirebon akan membangun bak penampung raksasa yang mampu menampung 10 ribu meter kubik air. Bak penampung raksasa tersebut, ujar Opang, dibangun di Plangon Kabupaten Cirebon. Berdasarkan analisa data dan kajian teknis dari Kementerian Pekerjaan Umum, bak penampung raksasa mampu mengaliri selama 24 jam tanpa putus kepada seluruh pelanggan PDAM Kota Cirebon. Selain membangun bak penampung raksasa, PDAM akan memasang jaringan pipa distribusi utama. Sembari menunggu pelaksanaan program SPAM di 2014, PDAM, kata Opang, melakukan perbaikan kebocoran pipa yang sudah tua, aus dan rusak. “Pipa itu warisan Belanda. Belum pernah diganti,” ungkapnya. Karena sudah termakan usia, tidak jarang air mengalami kebocoran dan mengurangi debit ke pelanggan. Selama ini, untuk kawasan terjauh dan terpadat, sudah dipasang pipa baru. Secara bertahap, hal itu akan dilakukan seluruh Kota Cirebon. Kenaikan tarif, digunakan untuk biaya penggantian pipa. Termasuk, mengganti meteran air yang usianya di atas 10 tahun. Setiap tahun, lanjut Opang, dianggarkan 10.800 buat meteran baru. Program ini berkelanjutan hingga 54.700 pelanggan saat ini, meterannya terganti. Setelah itu, ujarnya, meteran akan diganti setiap 5 tahun sekali. “Usia teknis meteran hanya 5 tahun. Lebih dari itu tidak akurat lagi pencatatannya,” terang Opang. Mendapatkan berbagai penjelasan dari setiap pertanyaan yang diajukan, Ketua RW 10 Samadikun Selatan, Kelurahan Kesenden, Kecamatan Kejaksan Lukman Santoso, setuju dengan solusi pembuatan bak penampung air otomatis. “Kami sudah berpikir membuat bak penampung, takut melanggar jadi tidak dibuat,” ujarnya. Mendengar imbauan dari Dirut PDAM secara langsung, kekhawatiran warga justru berbalik menjadi jawaban atas persoalan selama ini. Menurutnya, solusi membuat bak penampung langkah terbaik. Dengan demikian, ujar Lukman didampingi Sekretaris RW Kusen, dan tokoh pemuda Andi Sukandi, persoalan air di wilayahnya sudah menemukan solusi. Lukman berharap, seluruh pelanggan PDAM yang memiliki persoalan sama, dapat membuat bak penampung air seperti himbauan dari PDAM Kota Cirebon. Sembari menunggu program SPAM 2014 nanti, Lukman akan membuat bak penampung air. Selanjutnya, seluruh program SPAM akan didukung penuh demi pelayanan terbaik. “Kami lega sudah ada solusi yang sama dengan keinginan warga,” ucapnya. (kmg/ysf)
Hari Ini Dewan Temui Direksi PDAM
Rabu 23-10-2013,12:21 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :